KOMPAS.com - Untuk memeriahkan rangkaian Jakarta Biennale ke-14, festival makanan ramah lingkungan bertajuk "Go Local, Go!" digelar di Taman Ismail Marzuki. Festival yang berlangsung pada Jumat (4/11/2011) lalu ini mengangkat tema beragam makanan khas Indonesia untuk mempromosikan aneka bahan pangan lokal sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan utama seperti beras dan gandum yang kebanyakan masih diimpor.
Ketergantungan masyarakat pada beras dan gandum ini memang terlihat, misalnya dari ungkapan seperti "belum makan kalau belum makan nasi". Hal inilah yang antara lain menyebabkan impor beras semakin tinggi. Melalui food festival ini, diharapkan masyarakat memahami bahwa makanan pokok tak harus dari beras. Buktinya, penduduk di luar pulau Jawa ada juga yang mengonsumsi berbagai bahan pangan utama seperti gaplek dari singkong, sagu, jagung, cantel atau sorgum, talas, sampai ubi jalar.
Green Food Festival 2011 ini menghadirkan bazar kuliner dan memperkenalkan aneka makanan yang lezat dengan bahan dasar seperti jamur, jagung, sagu, gaplek, sampai turubuk atau bunga bambu. Ada sekitar 10 tenant yang memeriahkan festival ini dengan menghadirkan berbagai pilihan bahan pangan unik yang ramah lingkungan, dan pastinya merupakan bahan pangan lokal.
Chef Haryo Pramoe turut hadir dalam acara ini untuk melakukan demo masak dengan menggunakan aneka bahan pangan lokal. Ada pula pengumuman pemenang lomba cipta resep kreatif berbahan dasar singkong, ubi, dan sagu. Kemudian ada talkshow yang membahas tentang ketahanan pangan lokal sebagai wujud aksi masyarakat Indonesia untuk tetap bertahan dari kondisi Jakarta yang mengalami krisis lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian dan bahan pangan impor.
* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.