Liputan6.com, Jakarta: Penyakit malaria selama ini diketahui sulit sekali atau bahkan tidak bisa disembuhkan. Namun seorang ilmuwan Australia Geoff McFadden, menemukan obat-obatan dan herbisida baru untuk menyembukan penyakit tersebut.
Berbicara di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Rabu (9/110, Profesor McFadden menjelaskan bahwa penelitiannya menunjukkan parasit malaria pada awalnya seperti organisme tumbuhan yang hidup dengan fotosintesis.
"Kami menemukan jejak-jejak genetis utama yang mirip metabolisme tanaman pada parasit malaria. Ini memberi tahu kita bahwa parasit tersebut berpindah dari kehidupannya di samudera sebagai tanaman uniselular, ke gaya hidup parasit baru di darah manusia," katanya.
Profesor McFadden menjelaskan bahwa obat-obatan dan herbisida yang digunakan untuk memerangi penyakit malaria itu pada awalnya dirancang untuk membunuh tanaman.
"Kami telah menemukan bahwa senyawa herbisida ini, beberapa diantaranya tidak beracun bagi manusia, juga memerangi malaria," tuturnya.
Kunjungan Profesor McFadden ke Indonesia diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Kedutaan Besar Australia, sebagai bagian dari seri seminar yang tengah berlangsung, dan dimaksudkan untuk meningkatkan pertukaran dan jaringan ilmuwan Indonesia dan Australia.
Wakil Duta Besar Australia, Paul Robilliard berujar, penelitian Profesor McFadden's memperlihatkan keunggulan penelitian ilmiah dan medis Australia.
"Kami bangga menghadirkan Profesor McFadden ke Indonesia, botaniawan internasional. Penelitiannya memberi harapan untuk membasmi malaria, penyakit yang mengakibatkan kerugian besar karena penderitaan dan kematian di banyak kawasan tropis," kata Robilliard.
Malaria adalah masalah besar kesehatan global. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan 500 juta orang terjangkit penyakit ini, dan 1 juta diantaranya tewas setiap tahunnya.
Saat ini tidak ada vaksin untuk malaria, dan parasit ini kini kebal terhadap hampir semua obat-obatan yang ada. Namun malaria dapat disembuhkan bila terdiagnosa dengan segera dan diobati dengan memadai.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, di Indonesia malaria terkonsentrasi di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. (mla)