KOMPAS.com - Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menghadirkan 36 desainer selama dua hari (14-15 November 2011) di acara Jakarta Fashion Week (JFW) 2012. Di pertunjukan perdana hari ketiga JFW 2012, delapan desainer APPMI memberikan kejutan dengan menampilkan koleksi terkini yang menjadi inspirasi tren ke depan. Mereka adalah para desainer busana muslim kenamaan dalam negeri.
Busana muslim menjadi perhatian APPMI dan juga JFW 2012 sebagai salah satu cara mendorong perkembangan tren busana muslim Indonesia, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia. Di show pertamanya, APPMI bersama BRI menghadirkan rancangan teranyar Iva Latifah, Monika Jufry, Dian Pelangi, Hannie Hananto, Tuty Adib, Jeny Tjahyawati, Merry Pramono, Herman Nuary. Masing-masing desainer menampilkan enam outfit dengan ciri khas masing-masing, dan tetap mengangkat keunikan Indonesia melalui pemilihan bahan seperti batik, tenun, songket. Tak hanya itu, kreativitas perancang busana muslim semakin teruji dengan mengombinasikan budaya Indonesia dengan negara lain yang diperlihatkan dalam setiap busana rancangannya.
"Mereka akan memberikan kejutan lewat rancangannya. Seperti Dian Pelangi misalnya, yang menampilkan busana muslim versi musim dingin yang terinspirasi dari Rusia. Mereka akan ke Paris Desember nanti," kata Taruna K Kusmayadi, Ketua APPMI, saat konferensi pers di Mal Pacific Place, Senin (14/11/2011).
Perancang busana muslim APPMI rencananya akan tampil dalam International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Perancis. Niat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode busana muslim dunia membutuhkan dukungan berbagai pihak. Tak hanya dari desainer yang menampilkan koleksi terkini dengan membaca selera fashion internasional, tetapi juga dukungan berbagai pihak, pemerintah maupun swasta.
Dian Pelangi, desainer yang baru berusia 20 tahun, mengaku rancangan busana muslim Indonesia lebih netral dan siap menjadi kiblat fashion dunia. "Market siap. Negara Timur Tengah kalau mencari busana muslim pasti di Indonesia. Eropa kalau mencari busana etnik juga ke Indonesia. Busana muslim juga bukan hanya untuk muslim, namun juga untuk non muslim dengan hanya mengambil per piece seperti coat atau celana. Busana muslim lebih universal," jelas Dian seusai menampilkan enam outfit koleksinya yang bertema Russkaya Raduga (Pelangi dari Rusia).
Noery Herijanti, Wakil Kepala Divisi Bisnis Ritel & Menengah Bank BRI mengatakan, dukungan BRI terhadap perancang APPMI, termasuk desainer busana muslim di fashion show perdana di awal minggu ini juga bagian untuk mendukung perkembangan busana muslim di Indonesia.
"BRI mendukung perancang busana Indonesia, tak hanya busana muslim. Dukungan ke desainer memang belum secara spesifik. Namun sangat mungkin dukungan terhadap desainer Indonesia, agar busana muslim bisa digali lebih dalam. Termasuk saat memproduksi fashion, karena biasanya desainer memiliki mitra seperti perajin dan lainnya," jelasnya.
Noery ,menambahkan porsi pembiayaan BRI untuk industri kreatif cukup besar, yaitu sekitar Rp 8 trilyun. Pembiayaan ini merupakan bentuk dukungan terhadap industri kreatif, termasuk industri fashion.
Lihat juga: Galeri foto peragaan busana Jakarta Fashion Week 2012.