Kejutan Barli Asmara di Pameran Seni Rupa

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Kejutan Barli Asmara di Pameran Seni Rupa
Nov 10th 2011, 07:52

KOMPAS.com - Panggung mode bukan satu-satunya tempat perancang busana untuk unjuk karya. Fashion juga bisa menyatu dengan seni rupa kontemporer. Inilah yang ingin ditunjukkan pameran seni rupa kontemporer PMR Cube di Jakarta, 1-6 Desember 2011, bertempat di Atrium Sampoerna Strategic Square.

Sebanyak 11 desainer busana muda terpilih untuk mengikuti perhelatan seni yang tak biasa ini. Dengan sentuhan Sebastian Gunawan sebagai kurator fashion, terpilihlah sejumlah nama yang menampilkan instalasi fashion, tanpa model dan panggung mode.

Mereka adalah Barli Asmara, Andreas Odang, Adesagi Kierana, Deden Siswanto, Didit Hediprasetyo, Jeffry Tan, Oka Diputra, Sofie, Sapto Djokokartiko, Steven Huang, Tex Saverio.

Para perancang busana muda ini ditantang untuk menghadirkan karya fashion dengan kemasan berbeda. Kreativitas untuk menciptakan display karya fashion teruji di pameran yang bertema  "Contemporary Cultural Interplay" ini.

"Mereka bebas mengekspresikan fashion, dengan tetap menjadi dirinya, tak perlu menjadi seniman seni rupa. Namun menampilkan fashion dengan cara yang tidak biasa," jelas Jim Supangkat, kurator seni ternama di Indonesia, saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/11/2011) lalu. Tantangan untuk Barli Barli siap menjawab tantangan dari Majalah Indonesian Tatler, selaku penyelenggara, didukung oleh Art Stage dari Singapura. Mengangkat tema "Natural Bond Beauty", Barli menghadirkan tiga set busana yang menggali warisan budaya, yakni teknik makram yang identik dengan tali-menali seperti rajutan.

Barli menyebut koleksi busana dengan teknik makram sebagai masterpiece yang juga merupakan tren 2012 untuk label Barli Asmara miliknya. Koleksi busana ini juga telah ditampilkan dalam panggung mode pada Oktober 2011 lalu, di Trend Show 2012 Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), organisasi yang menaunginya.

Di Trend Show 2012 IPMI, Barli menampilan 40 set busana siap pakai yang eksotis, mulai gaun cantik, long dress juga jaket. Barli memilih bahan siffon dengan warna krem natural, dan teknik makram (tali menali) sebagai ciri khas dan pembeda, sekaligus tren kreasinya.

"Untuk menampilkan karya di pameran seni rupa tak harus membuat baru. Tetapi bisa dengan memilih dari produk yang sudah ada. Asalkan produk tersebut menonjolkan ciri khas desainer dan masterpiece-nya," jelas Barli.

Busana atasan, evening dress, cocktail dress dengan teknik makram ala Barli lolos seleksi. Meski pernah ditampilkan di Trend Show 2011 IPMI, busana rancangan Barli ini tampil berbeda dengan konsep display yang juga dirancang sendiri olehnya.

"Bedanya, busana ini akan ditampilkan dalam display bukan di fashion runway. Nantinya, busana ini ditampilkan dengan seperti digantung sehingga tali temali, teknik makram itu terlihat lebih detil," kata Barli yang fokus memikirkan konsep display sejak terpilih seleksi 1-2 bulan lalu.

Barli mengaku untuk kali pertama mengikuti pameran seni rupa kontemporer. Baginya, kesempatan untuk tampil berbeda ini memberikan banyak manfaat bagi desainer muda sepertinya.

"Ini merupakan salah satu cara untuk mempromosikan desainer busana lokal. Selain juga menjadi cara untuk memancing kreativitas desainer untuk kembali menciptakan karya baru, menggali teknik baru dalam bidang fashion, dan juga menampilkan fashion secara berbeda bukan made to order seperti biasanya," tandasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post