Menabung untuk Beli Barang Mahal

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Menabung untuk Beli Barang Mahal
Nov 16th 2011, 01:36

KOMPAS.com - Siapa pun pasti ingin memiliki rumah atau mobil. Namun, harganya mungkin tak terjangkau. Mau tidak mau keinginan pun harus dipendam. Padahal, tandas perencana keuangan Safir Senduk, siapa pun bisa memiliki mobil, rumah idaman, dan benda-benda mahal lainnya. Asalkan mereka tahu cara memperolehnya, yakni dengan merencanakannya sungguh-sungguh. Berikut kiat-kiat yang diberikan konsultan masalah keuangan dari Biro Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan ini.

Tentukan prioritas dan harga Safir mengingatkan agar tiap orang sadar pada kemampuannya sendiri. Selain perlu perencanaan matang, tak semua keinginan atau kebutuhan bisa dipenuhi segera. Untuk barang berharga mahal, Safir menyarankan agar kebutuhan tersebut dikelompokkan berdasarkan prioritas dan harga.

* Prioritas Menentukan prioritas berdasarkan apa yang sangat dibutuhkan saat itu sangatlah penting. Seorang kurir, contohnya, kebutuhan prioritasnya kemungkinan besar adalah kendaraan roda dua. Berbeda dengan pekerja kantoran, mungkin kebutuhannya akan kendaraan menempati urutan kesekian karena yang terpenting adalah tempat tinggal. Bukan tidak mungkin setelah kebutuhan akan rumah dan kendaraan terpenuhi, prioritas itu bergeser ke barang-barang elektronik. Apa pun wujudnya, setiap keluarga haruslah memprioritaskan sesuatu berdasarkan kebutuhan yang lebih penting.

* Harga Tak jarang kita dibuat bingung mana yang harus dibeli lebih dulu, kendaraan atau rumah. Bila keduanya memang sama penting, kita bisa mengelompokkannya berdasarkan harga, mulai yang termahal, sedang, dan murah. Misalnya, yang terbilang mahal rumah dan kendaraan, yang terbilang sedang, barang-barang elektronik. Sedangkan yang murah, peralatan rumah tangga ataupun pakaian, dan kebutuhan sederhana lain.

Penentuan berdasarkan harga ini sangat diperlukan karena biasanya perlakuannya pun akan berbeda. Barang yang berharga murah atau sedang-sedang saja umumnya tidak memerlukan perencanaan matang. Bahkan bisa langsung dibeli begitu dibutuhkan. Sedangkan kebutuhan berharga ratusan juta rupiah pastilah butuh perencanaan matang, disiplin menabung dan waktu lama.

Menurut Safir, orang Indonesia memiliki kebiasaan membeli barang yang harganya disanggupi lebih dulu, baru kemudian yang sedang dan mahal. "Sebenarnya, sih, sah-sah saja. Akan tetapi kalau sudah fokus ke barang-barang yang harganya mahal, kebiasaan membeli barang lain yang kurang dibutuhkan maupun harganya lebih murah haruslah dihilangkan dulu."

Perencanaan matang Saat merencanakan pembelian barang-barang mahal, menurut Safir ada beberapa cara yang bisa dilakukan. 1. Menabung rutin per bulan. Misalnya gaji tetap Rp 3 juta per bulan, sisihkan sekitar 10-20 persen, yakni Rp 300.000 - Rp 600.000. Keuntungannya, dana yang terkumpul bisa dihitung, setahun Rp 3.600.000 - Rp 7.200.000. Masalahnya, jarang ada orang memiliki komitmen tinggi untuk menabung rutin dengan jumlah yang sama, apalagi melebihi.

2. Menabung tidak rutin per bulan, tapi hanya kalau dapat bonus saja. Keuntungannya, jumlah yang didapat bisa langsung besar, tapi dana yang terkumpul membutuhkan waktu relatif lama.

3. Menabung rutin per bulan ditambah bonus, hingga target yang akan dicapai bisa lebih cepat terealisasi. Dalam setahun dengan tabungan rutin sebesar Rp 3.600.000 - Rp 7.200.000 ditambah 3x bonus masing-masing Rp 2.000.000, contohnya, dipastikan bisa terkumpul Rp 9.600.000 - Rp 13.200.000. Safir sangat menyarankan pemakaian cara ini, terlebih bila dana dibutuhkan cepat.

Menuntut komitmen tinggi Masalahnya, seberapa besar pun gaji seseorang, bila tidak pintar-pintar mengatur, bukan mustahil setiap bulan ia pasti akan selalu kehabisan, hingga tak ada dana tersisa untuk menabung. Untuk itu, Safir menyodorkan dua syarat:

* Motivasi dan komitmen Ada orang yang karena sangat ingin memiliki motor rela mengurangi pengeluarannya per bulan. Dia berhitung cermat berapa uang yang harus dikumpulkannya per hari agar motor tersebut bisa didapatnya dalam jangka waktu setahun. Dari contoh kasus ini, keberhasilan seseorang mendapatkan benda yang diidamkannya sangat ditentukan oleh seberapa kuat motivasinya. Begitu juga halnya jika seseorang ingin membeli rumah, mobil, atau benda berharga lainnya.

Namun perlu diingat, kuatnya motivasi belum tentu bisa berjalan maksimal bila tidak dibarengi dengan komitmen tinggi. "Bila per hari dia memutuskan harus mengumpulkan uang Rp 10.000, maka di hari-hari berikutnya dia tetap diminta untuk berkomitmen mengumpulkan uang minimal dengan jumlah sama."

* Pilih sistem yang tepat Menurut Safir, bagus-tidaknya sistem menabung yang jadi pilihan juga turut mendukung keberhasilan seseorang mendapatkan benda yang diidamkannya tadi. Contohnya, tidak semua individu merasa cocok untuk menabung setiap bulan dengan datang ke bank.

Nah, mereka harus memilih sistem menabung lain, semisal dengan meminta perusahaan memotong gajinya setiap bulan untuk kemudian ditransfer langsung ke rekening depositonya. Bisa juga dengan cara menyimpan uang dalam bentuk emas, reksadana, maupun bentuk investasi lain. "Intinya," lanjut Safir, "semakin bagus dan cocok sistem tabungan yang dipilih biasanya kian besar pula tingkat keberhasilannya."

(Tabloid Nova/Irfan)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post