Liputan6.com, Pennsylvania: Patah hati sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang. Ternyata sindrom patah hati lebih sering dialami oleh kaum hawa.
Associated Press menulis, Kamis (17/11) bahwa kaum wanita akan mengalami tujuh sampai sembilan kali lebih menderita akibat sindrom tersebut.
Beratnya jika sindrom patah hati tersebut belum juga terobati dan makin parah, maka ia akan mengalami serangan jantung atau bahkan gagal jantung. Dr Mariell Jessup dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa kasus klasik seorang wanita yang mengetahui suaminya sakit parah ternyata mengalami serangan jantung mendadak. Hal itu dialami wanita asal AS bernama Cyndy Bizon.
Dokter Jepang pertama kali memperkenalkan sindrom ini sekitar tahun 1990-an dan menamakannya Takotsubo kardiomiopati, gurita perangkap yang menyerupai pot yang menyerang jantung. Ini terjadi ketika kejutan besar memicu aliran adrenalin dan hormon stres lainnya sehingga menyebabkan ruang utama jantung memompa balon secara tiba-tiba. Akibatnya, kerja jantung menjadi tidak benar.
Pengujian menunjukkan perubahan dramatis dalam ritme dan zat darah yang menjadi ciri khas pada serangan jantung. Beruntung, tidak terjadi penyumbatan arteri yang biasanya menyebabkan penyakit itu. Para korban dapat selamat setelah mendapatkan perawatan. Biasanya pasien sembuh tanpa kerusakan permanen.
Hormon juga diangap berperan dalam penyakit itu. Pria jarang mengalami sindrom patah hati karena memiliki reseptor pada sel-sel adrenalin lebih banyak di dalam hati mereka dibanding perempuan. Sehingga kaum adam dianggap dapat menangani stres lebih baik. (Vin)