Ilustrasi suntik botoks (corbis.com)
VIVAnews - Banyak jalan pintas yang ditempuh kaum wanita demi mempertahankan kecantikan dan keremajaan kulitnya. Suntik botoks, menjadi salah satu jawaban yang bisa membantu wanita mengusir kerut dan memperindah penampilan.
Namun, mengingat harganya cukup mahal, banyak wanita berusaha mencari jalan lain. Sebagai pengganti suntik botoks, suntik silikon pun sering menjadi pilihan.
Tapi tahukah Anda, ada bahaya mengintai di balik silikon yang disuntikkan dalam organ tubuh manusia. Banyak dokter terkemuka telah memperingatkan efek samping dari suntik silikon, apalagi, jika suntik silikon bukan dilakukan oleh petugas medis yang profesional.
Seperti dikutip laman Daily Mail, diakui oleh seorang dokter, dari American Society of Plastic Surgeons, Dr Malcolm Z Roth, bahwa saat ini banyak muncul suntikan silikon ilegal, yang sedang dikelola oleh praktisi yang tidak memenuhi syarat. Dikenal dengan sebutan 'pumping parties', kegiatan ini sangat berisiko karena menggunakan pelarut lemak berbahaya.
"Kami telah mendengar tentang hal ini. Ada yang menggunakan untuk menyuntikkan pada wajah,bibir, tulang pipi, dagu atau payudara. Seringkali pula digunakan untuk meningkatkan volume bokong", kata Malcolm kepada USA Today.
Dia mengatakan bahwa ekonomi yang lemah telah memicu terjadinya peningkatkan konsumen suntik silikon. Mereka tidak mampu membayar dengan harga mahal untuk mendapatkan botoks dan akhirnya memilih untuk mendapatkan suntik silikon.
"Ini benar-benar penipuan jas putih. Kadang-kadang orang yang melakukan penyuntikan juga mengklaim bahwa dirinya dokter dari negara lain. Ironisnya, dalam beberapa kasus pasien tahu betul itu bukan dokter, tetapi, mereka merasa tidak mampu untuk pergi ke dokter bedah plastik bersertifikat yang sah, mereka lebih memilih jalan pintas".
Dr Angel Coz, spesialis perawatan paru di Henry Ford Hospital di Detroit juga mengatakan efek samping yang bisa membahayakan nyawa manusia. Ia menjelaskan pernah menerima satu pasien dalam kondisi gawat setelah menerima suntik silikon di bagian bokong.
Dia mengatakan wanita 30 tahun tiba di ruang gawat darurat rumah sakit dalam kondisi kehabisan napas dan batuk darah.
Pelarut lemak yang digunakan untuk membuat silikon dengan cepat melakukan perjalanan ke paru-parunya, menyebabkan gumpalan yang dikenal dengan 'sindrom emboli silikon'. Bersyukur, wanita itu bisa diselamatkan, setelah pengobatan dengan steroid.
"Ingat, jangan pernah melakukan prosedur medis di sebuah kamar hotel atau garasi. Prosedur ini adalah ilegal".
Paru-paru Rusak
Ada dua jenis efek samping yang dapat terjadi akibat suntikan silikon. Kerusakan paru-paru adalah salah satunya. Risiko lain adalah bisa menyebabkan kerusakan pada otak.
Risiko itu bisa menyebabkan potensi kematian 20 persen jika menyerang paru-paru. Tapi, yang lebih berbahaya lagi, risiko kematian 100 persen jika menyerang otak.
Sebelumnya, kata Angel, ada tiga kasus yang ditunjukkan saat pertemuan tahunan di American College of Chest Physicians. Salah satunya, seorang wanita 22 tahun dari UCLA Medical Center. Akibat suntik silikon yang diterimanya ia mengalami sesak napas, yang dengan cepat berkembang menjadi gagal jantung.
Rata-rata pasien yang meninggal, telah menerima suntikan di bagian bokong.
"Ini adalah sesuatu yang tidak dilakukan oleh dokter," lanjut Dr Angel.
"Setiap pasien harus waspada dan selalu mempertimbangkan dengan matang untuk setiap prosedur kosmetik yang akan mereka lakukan, apalagi jika bukan ditangani oleh orang profesional." (ren)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }