Rabu, 21 Desember 2011 | 10:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Depresi kian akrab dirasakan masyarakat modern. Berbagai persoalan hidup dengan mudah membuat orang menjadi stres bahkan depresi. Tidak ada jaminan seseorang bebas dari depresi. Tidak juga lelaki, makhluk yang katanya lebih kuat dan tegar dibanding perempuan. Bahkan di Amerika lebih dari 5 juta pria dilaporkan mengalami depresi setiap tahunnya.
Secara klinis, depresi dapat menyebabkan kesedihan dan hilangnya minat pada salah satu aktivitas menyenangkan. Tapi depresi terkadang terjadi secara laten dengan bentuk berbeda-beda pada setiap orang. "Sementara gejala yang digunakan untuk mendiagnosis depresi adalah sama terlepas dari masalah jender, namun seringkali keluhan utama dapat berbeda antara pria dan perempuan," kata Ian A. Cook, guru besar psikiatri pada University of California-Los Angeles.
Lalu, apa saja tanda seorang pria depresi?
1. Orang yang depresi mengalami serangkaian perubahan fisik dan emosional. Mereka merasa kelelahan, melambatnya gerakan fisik, proses berbicara dan berpikir.
Menurut Josh Klapow, PhD, psikolog klinis pada Fakultas Kesehatan Masyarakat, University of Alabama, pria lebih banyak dilaporkan merasa keletihan ketimbang wanita. Mereka juga mengeluhkan gejala fisik lainnya dari depresi yang mereka rasakan sebagai keluhan utama.
2. Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
Masalah tidur--seperti insomnia, bangun pada dini hari, atau tidur berlebihan--adalah gejala umum depresi. "Beberapa orang tidur 12 jam sehari dan masih merasa kelelahan atau bolak-balik terbangun tiap dua jam," kata Dr. Cook.Seperti kelelahan, gangguan tidur adalah satu dari gejala utama depresi yang dirasakan pria.
3. Sakit perut atau sakit punggung
Masalah kesehatan seperti sembelit atau diare, serta sakit kepala dan sakit punggung, adalah gejala umum orang depresi. Tapi pria sering tidak menyadari bahwa rasa sakit kronis dan gangguan pencernaan berjalan seiring dengan depresi. Norman Sussman, guru besar psikiatri pada New York University Langone Medical Center, mengatakan orang yang depresi sungguh-sungguh merasa fisiknya buruk. "Itu adalah gangguan medis," kata Sussman.
4. Gampang marah
Alih-alih down, pria yang depresi seringkali menunjukan tanda-tanda marah. "Jika mereka bicara tentang hal-hal yang emosional, itu bisa menimbulkan kesedihan sekaligus kemarahan," kata Cook. Selain itu, pikiran-pikiran negatif adalah aspek umum pria depresi. Perasaan merah itu juga karena mereka memiliki pikiran-pikiran negatif.
5. Kesulitan konsentrasi
Respons psikomotorik pria depresi bisa menjadi lambat. Kemampuan memproses informasi mereka juga melambat. Ini mengakibatkan penurunan konsentrasi dalam bekerja atau tugas lainnya."Saya menggambarkan depresi sebagai bentuk kegagalan otak yang bersipat terbalik," kata Sussman. "Ketika Anda depresi, itu seperti ketika CPU komputer tidak bekerja semestinya," ujarnya menganalogikan.
6. Marah dan bermusuhan
Beberapa pria menyembunyikan depresi dengan sikap bermusuhan, marah, atau agresif. "Pria yang menyadari bahwa ada sesuatu yang salah pada dirinya mungkin butuh mengkompensasikannya dengan menunjukan bahwa dia masih kuat dan mampu," kata Sussman. Marah dan bermusuhan berbeda dengan kemarahan. Marah adalah emosi yang cenderung menunjukan kekuatan , sementara kemarahan adalah kerapuhan.
7. Tertekan
Cook mengatakan perasaan tertekan (stress) dan depresi dapat berjalan beriringan. "Adalah tepat untuk mengatakan bahwa perasaan tertekan dapat menjadi indikator keadaan depresi klinis, tapi bisa juga stress menjadi bagian dari penyebabnya," ujarnya. Riset menunjukan bahwa paparan stress berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan baik pada tubuh maupun otak. Ini pada gilirannya dapat menyebabkan depresi.
8. Cemas
Riset menunjukan ada hubungan kuat antara gangguan kecemasan dengan depresi. Meskipun kenyataannya gangguan kecemasan dua kali lebih banyak terjadi pada perempuan, tapi seringkali pria dengan gampang berbicara soal kecemasan ketimbang perasaan sedih. Pria kerap mendiskusikan soal pekerjaan dan apakah kehilangan pekerjaan akan berdampak pada kemampuannya untuk menafkahi diri dan keluarga mereka. "Lebih mudah (menggambarkan perasaan ini) sebagai kekhawatiran dan ketakutan," kata Cook.
9. Penyalahgunaan narkoba
Penelitian menunjukan bahwa pecandu alkohol hampir dua kali terjadi pada orang yang mengalami depresi disbanding orang yang minum tanpa masalah. "Itu dapat terjadi pada pria maupun wanita, tapi menggunakan obat-obatan atau alkohol untuk menyembunyikan perasaan tak nyaman adalah strategi yang dilakukan pria ketimbang mencari perawatan kesehatan," kata Cook.
10. Disfungsi seksual
Depresi adalah alas an umum hilangnya gairah dan terjadinya disfungsi ereksi. Ini adalah salah satu gejala yang pria malas untuk mengakuinya. Meskipun demikian, disfungsi ereksi dapat juga terjadi akibat kondisi medis lainnya atau karena pengobatan, misalnya minum obat antidepresan. Jika demikian adanya, disfungsi ereksi bukan sinyal depresi.
11. Ragu-ragu, tidak tegas
"Saya tidak dapat menghintung banyaknya orang yang berkata 'Aku punya uang di bank tapi telepon aku matikan karena aku tidak dapat membawa diriku sendiri untuk membayar tagihan, atau memutuskan apa yang harus dilakukan serta kapan'. Itu sangat rumit," kata Cook.
Sebagian orang secara alamiah mempunyai kesulitan dalam membuat keputusan, sehingga ketidakmampuan membuat pilihan akan mengkhawatirkan kalau itu adalah sesuatu yang baru-baru saja terjadi.
12. Pikiran bunuh diri
Perempuan kalau depresi punya juga kecenderungan bunuh diri, tapi pria empat kali punya keinginan mati bunuh diri. Satu alasannya adalah pria lebih memilih cara-cara yang mematikan.
Pria yang lebih berada pada risiko tertinggi untuk bunuih diri. Sayangnya, para dokter luput melihat gejala depresi ini. Faktanya di Amerika, 70 persen lebih bunuh diri yang dilakukan pria dewasa mengunjungi dokter di bulan kematian mereka.
AMIRULLAH | HEALTH.COM