KOMPAS.com - Para perempuan kini semakin berminat untuk berwirausaha. "Dalam era globalisasi ini, mereka banyak yang tertarik untuk berwirausaha dan mandiri sebagai wujud emansipasi perempuan," ungkap psikolog Tika Bisono kepada Kompas Female, sesaat setelah acara Sekar Womenpreneur Award 2011 di Smesco, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2011) lalu.
Hal ini sebenarnya berefek baik pada peningkatan perekonomian keluarga, kemandirian perempuan, aktualisasi diri, yang kelak akan membantu negara meningkatkan perekonomian. Para perempuan ini sebenarnya memiliki banyak sifat positif dan kemampuan untuk berwirausaha. "Intuisi bisnis perempuan itu sangat baik, dan rasa empati perempuan lebih tinggi dibanding pria," tambahnya.
Meski banyak memiliki kelebihan, perempuan tetap menyimpan sejumlah kelemahan ketika mulai mengelola bisnis wirausahanya.
1. Terlalu banyak pikiran Ini sepertinya merupakan permasalahan dasar setiap perempuan. Dedikasinya yang besar pada keluarga membuat para perempuan, khususnya ibu rumah tangga, memiliki banyak pikiran ketika memutuskan untuk memulai kegiatan wirausahanya. "Banyak perempuan yang berpikir tentang meninggalkan anak-anak untuk bekerja, atau tidak bisa mengurus suami, atau hal lainnya. Padahal dengan menjadi wirausaha semua hal bisa diselesaikan dengan baik, dan waktu yang dimiliki lebih fleksibel dibanding pekerja kantoran," tambah Tika.
2. Empati berlebihan Sifat dasar perempuan yang satu ini sebenarnya lebih mirip seperti bumerang dalam berbisnis. Di satu sisi, sifat empati ini bisa membuat para perempuan peka terhadap berbagai kondisi di sekitarnya. Tak jarang berbagai ide wirausaha justru hadir dari keprihatinan ini, misalnya usaha untuk mengolah limbah kain, limbah plastik, kepedulian terhadap anak-anak yang kurang mampu, sampai memberdayakan potensi para perempuan di sekitar rumahnya untuk meningkatkan taraf hidup.
Namun, di sisi lain, sifat empati ini kadang tumbuh berlebihan pada diri perempuan. Sifat ini tak jarang membuat perempuan tidak berpikir rasional dan justru mengutamakan sisi emosionalnya. Sehingga perempuan yang baru mulai berwirausaha atau sudah mampu menjalankan usaha kerap mengalami berbagai problem, yaitu penipuan.
3. Manajemen bisnis Sampai saat ini, mental perempuan dalam berbisnis belum setangguh pria. Selain itu pengalaman dalam bidang manajemen bisnis masih kalah dibanding pria. Para perempuan seringkali ragu dan bimbang ketika mengambil keputusan yang berhubungan dengan manajemen bisnis. "Namun, hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan pengalaman berbisnis dan melalui sekolah-sekolah formal," tukasnya.
4. Takut gagal Dibandingkan pria, perempuan masih sering ketakutan untuk mengambil resiko besar dalam memulai bisnis, dan mengambil langkah untuk mengembangkan usahanya. "Rasa takut gagal dalam diri perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan karena adanya banyak hal yang dipikirkan menyangkut ekonomi keluarga, dan anak-anak. Ini juga menjadi hambatan untuk berkembang," tambahnya.
Menurut Tika, kegagalan seseorang dalam berbisnis adalah hal yang wajar. Karena kegagalan ini bisa menjadi cambuk untuk tetap bisa berinovasi dan berani melangkah maju. Ketakutan untuk gagal membuat para perempuan ini cenderung untuk berjalan di tempat.