Aksi Tembak Reaksi

KapanLagi.com: Woman
KapanLagi.com: Woman
Aksi Tembak Reaksi
Dec 26th 2011, 05:00

Kini, Anda bisa belajar menembak ala Lara Croft. Bergerak cepat menuju sasaran sambil bakar kalori, bersama desingan peluru yang memacu adrenalin. Ikuti serunya olahraga tembak reaksi.

KapanLagi.com - Saat kaki menginjakkan kaki di lapangan tembak Senayan, Jakarta, suara letusan senjata kerap membuat kami terkaget-kaget dan telinga sedikit berdengung. Olahraga tembak reaksi atau biasa disebut practical shooting merupakan satu dari tiga cabang olahraga yang bernaung dalam Persatuan Tembak Indonesia (Perbakin) dan di bawah organisasi Internasional Practical Shooting Confederation (IPSC).

Olahraga yang masih banyak didominasi kaum pria ini memang memiliki tantangan tersendiri. Penembak harus mampu bergerak cepat dan menembak sasaran dengan tepat tanpa membahayakan sekelilingnya. "Siapa pun sebenarnya bisa mengikuti olahraga ini baik pria dan wanita," ujar Paul Banuara Silalahi, Ketua Bidang Tembak Reaksi Perbakin.

Di arena tembak reaksi, penembak akan melewati beberapa stage yang didesain sedemikian rupa. Penembak mulai berdiri dari satu titik start dan bergerak ke arah sasaran yang sudah ditentukan. Bidang target terdiri dari bermacam bentuk. Biasanya ada beberapa target yang diibaratkan sebagai 'sandera' yang tidak boleh ditembak. Setiap penembak biasanya menembak dua kali ke arah sasaran dengan tingkatan nilai 1-10. Jika mengenai 'sandera' maka nilai penembak akan dikurangi.

Tantangan lain adalah waktu menyelesaikan sebuah stage dan seberapa cepat tembakan dilakukan. Saat penembak bergerak biasanya diikuti oleh Range Officer (RO) yang bertugas menghitung kecepatan penembak. "Tembak reaksi menuntut disiplin ketepatan, kecepatan dan kekuatan. Artinya penembak harus bergerak cepat, tepat sasaran dan tangguh dalam mengambil tindakan, keputusan serta mengendalikan diri. Kita menempatkan keamanan di atas segalanya," ungkap Edhi Susilo, Sekjen Perbakin.

How To Shoot

Buat jadi penembak jitu, Anda wajib sabar, karena mendapatkan izin memiliki senjata api tidaklah mudah. Anda harus terlebih dahulu ikut serta dalam sebuah seminar. Selain itu penembak harus melalui serangkaian tes kesehatan. Ketika sudah mendapat izin kepemilikan senjata api dan menjadi anggota, dalam setahun Anda harus mengikuti setidaknya 3 pertandingan, bila tidak maka izin Anda akan dicabut. Selain itu pemilik senjata api harus selalu memastikan senjatanya tersimpan dalam kondisi aman. Penembak harus selalu memeriksa senjata dalam kondisi bebas dari peluru tajam bila tidak digunakan, dan tidak menempelkan jari pada trigger saat tidak dalam kondisi akan menembak.

Go For Gun

Dalam bentuk kompetisi tembak reaksi terdapat beberapa kelas yang dipertandingkan sesuai dengan jenis dan karakter senjata yaitu kelas open, revolver, production, modified dan standard. Selain itu penembak dibagi atas beberapa tingkatan mulai dari penembak kelas dasar hingga advance. Perangkat yang dibutuhkan selain senjata adalah, penutup kuping (earphone), kacamata dan holster sebagai tempat penyimpanan senjata dan magazine. "Tapi semua itu bisa bertahap, buat ikutan datang saja ke Perbakin pasti akan difasilitasi semua keperluan, yang penting siap dan berminat buat jadi penembak,' ujar Edhi. Fire Arm Rules

Tembak reaksi memiliki aturan keamanan yang sangat ketat. Saat berdiri di garis start, penembak harus dalam keadaan aman dan arena dalam keadaan 'bersih'. Jika RO belum mengaba-aba go atau shoot, penembak tidak boleh mengangkat senjata dari holster atau meletakkan jari di trigger. Jika ini terjadi maka penembak langsung didiskualifikasi.

Ketika bergerak atau berlari ke arah sasaran, jari Anda tidak boleh masuk ke dalam trigger tapi berada di sisi senjata. "Karena itu harus membiasakan memegang senjata hanya dengan empat jari, sementara telunjuk harus selalu dalam keadaan terbuka," jelas Edhi.

Posisi menembak; pandangan, badan dan tangan harus lurus ke depan. Batas ruang gerak penembak saat menggenggam senjata adalah 179 derajat. Penembak tidak boleh membalik badan saat senjata dalam kondisi aktif.

Setelah menyelesaikan seluruh stage, penembak harus memastikan senjata dalam keadaan aman terkunci dan terpasang pada holster. Baru setelah itu penembak bisa membalikkan badan. Meski demikian ketika di luar arena, penembak dilarang mencabut senjata secara sembarangan jika terjadi maka akan diskualifikasi. (fitness/wsw)

Source: Fitness Magazine, Edisi November 2011, Halaman 64

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post