Aroma Badan Isyarat Penyakit Menular Seksual

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Aroma Badan Isyarat Penyakit Menular Seksual
Dec 10th 2011, 08:51

Sabtu, 10 Desember 2011, 15:51 WIB

Anda Nurlaila

VIVAnews - Ilmuwan Rusia memberi sebuah nasihat unik bagi mereka yang ingin mencari pasangan pria: ciumlah aroma tubuh mereka dalam-dalam. Aroma calon pasangan bisa memberikan sinyal adanya gejala penyakit menular seksual.

Sebuah penelitian kecil menemukan, pria yang terinfeksi penyakit seksual Gonorrhea mengeluarkan 'busuk' dalam penciuman sejumlah wanita. "Penelitian kami menunjukkan bahwa penyakit infeksi mengurangi daya tarik aroma tubuh pada manusia," tulis Mikhail Moshkin, seorang profesor di Institut Genetika Sitologi dan di Novosibirsk, Rusia dalam edisi terbaru Jurnal Sexual Medicine.

Sesuai dengan percobaannya, Moshkin menemukan aroma tubuh yang samar-samar, katanya lebih merupakan adanya bahan kimia. Tetapi aroma badan yang sangat menyengat memiliki kecenderungan adanya penyakit infeksi.

Para peneliti mengamati hewan tertentu seperti tikus, tidak tertarik pada aroma makhluk lain saat terinfeksi penyakit. Mereka menganalisis apakah manusia tak tertarik aroma orang yang terinfeksi, khususnya penderita PMS.

Studi melibatkan 34 pria Rusia berusia 17-25 tahun yang menyumbang sampel keringat dan ludah. Kelompok ini mencakup 13 pria dengan infeksi Gonorrhea, 16 pria sehat, dan lima pria yang berhasil sembuh dari PMS. Kemudian sekelompok wanita diminta mencium aroma keringat mereka.

Hasilnya, wanita memberi peringkat mereka yang terinfeksi paling rendah dibanding mereka yang sehat atau sudah sembuh. Hampir semua gadis mengatakan 50 persen keringat pria dengan penyakit seksual berbau "busuk.", dibandingkan kurang dari 40 persen mereka yang telah sembuh dan 30 persen dari pria sehat.

Ini membuktikan manusia juga menggunakan indera penciuman untuk mengendus pasangan yang tepat. "Kita bisa menyimpulkan bahwa bau badan yang tidak menyenangkan dari orang yang terinfeksi dapat mengurangi kemungkinan pasangan seks yang berisiko," kata para ilmuwan seperti dikutip MSNBC. (eh)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post