Jum'at, 23 Desember 2011 | 11:09 WIB
TEMPO.CO, Denmark - Ibu yang memiliki bayi jangan malas untuk menyusui. Sebab, kebiasaan ini bisa membantu mencegah anak-anak mengalami diabetes dan kegemukan di kemudian hari. Temuan terbaru menunjukkan bahwa bayi yang disusui dengan air susu ibu (ASI) mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda dengan mereka yang meminum susu formula sehingga mereka mempunyai kesehatan yang lebih baik di masa depan.
Temuan dari LIFE–Faculty of Life Sciences di Copenhagen University di Denmark–juga menyatakan bahwa semakin lama periode menyusui, maka semakin rendah kenaikan berat badan anak-anak saat mereka berusia 18 bulan. Hasil ini merupakan temuan dari analisis terhadap studi yang lebih besar dari diet dan kesejahteraan atas 330 anak saat mereka berusia 9, 18, dan 36 bulan.
Menurut para ahli, ASI menurunkan pertumbuhan hormon IGF-I dan insulin dalam darah yang memperlambat pertumbuhan, bahkan ketika anak-anak sudah mulai mengkonsumsi makanan padat. Lambatnya kenaikan berat badan diketahui mendukung pola makan sehat. Sebaliknya, susu formula meningkatkan produksi sel lemak yang memicu kenaikan berat badan selama masa kanak-kanak.
Anja Lykke Madsen, anggota tim peneliti, menyatakan bahwa menyusui mempunyai efek signifikan dan dapat terukur pada pengatur pertumbuhan penting di dalam darah, IGF-I dan insulin. Semakin lama seorang anak disusui, semakin rendah level hormon ini.
"Temuan ini menunjukkan bahwa anak mempunyai lebih sedikit peluang untuk memiliki kelebihan berat badan di kemudian hari di masa kanak-kanaknya," ujar Madsen.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ASI melindungi bayi melawan kuman di lambung, infeksi dada, asma, penyakit kulit, alergi, dan secara umum membawa banyak manfaat kesehatan pada usia selanjutnya. Selain itu, air susu ibu juga bisa menurunkan risiko kanker payudara pre-menopausal dan kanker ovarium, serta osteoporosis pada ibu. Menyusui juga membantu para ibu yang baru melahirkan dalam mengembalikan berat badan ideal mereka. Sebab, kegiatan menyusui membakar 500 kalori ekstra per hari.
Departemen Kesehatan di Inggris menyarankan agar bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan usia awal mereka. Namun Inggris adalah negara dengan tingkat menyusui terendah di Eropa. Hampir satu dari tiga ibu baru tak pernah mencoba menyusui bayinya. Ketika bayi berusia empat bulan, sebanyak 75 persen bayi di Inggris meminum susu formula ketimbang air susu ibu. Sebaliknya, di Swedia, 98 persen dari para ibu baru menyusui anaknya.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa para bayi yang minum susu formula yang disapih terlalu awal–sebelum enam bulan–menjadi anak dengan pertumbuhan tercepat.
Profesor Kim Fleischer Michaelson dari Copenhagen University berkata, "Sudah diketahui bahwa anak-anak yang disusui tumbuh lebih lambat ketimbang mereka yang diberi susu formula dan tampaknya pola pertumbuhannya optimal karena menurunkan risiko penyakit di masa mendatang."
Namun, Michaelson melanjutkan, hasil penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa menyusui mempengaruhi level dari IGF-I dan insulin pada usia sembilan bulan, yakni ketika anak-anak sudah bisa makan makanan padat dengan baik. "Semakin lama bayi disusui, semakin rendah berat badan mereka saat berusia 18 bulan."
DAILY MAIL | ARBA'IYAH SATRIANI