Wanita dan pria bekerja di kantor (inmagine)
VIVAnews - Dilirik rekan kerja yang berpenampilan menarik bisa membuat para wanita tidak nyaman bekerja. Hal ini ternyata juga bisa memengaruhi kinerja mereka.
Seperti dilansir dari Daily Mail, sebuah penelitian telah menemukan bahwa wanita yang kerap menjadi obyek tatapan pria di tempat kerja cenderung memiliki hasil tes matematika yang kurang baik daripada mereka yang tidak.
Sedangkan, pria yang terlihat menawan bagi pria lain mencetak hasil yang sama dengan yang tidak.
Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini dapat memiliki implikasi pada peningkatan jumlah wanita di bidang-bidang pekerjaan yang biasanya didominasi oleh pria seperti science, teknologi, dan teknik.
Dalam penelitiannya, mereka meminta 150 responden pria dan wanita untuk mengambil bagian dalam latihan wawancara kerja dan mengatakan pada mereka bahwa hal tersebut dilakukan untuk memeriksa bagaimana mereka bekerja di dalam kelompok. Setiap responden diwawancarai oleh lawan jenis.
Ketika mereka memasuki ruang kerja, interviewer akan menatap responden dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian, interviewer menatap ke daerah dada mereka selama sesi wawancara.
Setelah itu, responden tersebut diberitahu bahwa mereka terlihat menarik, begitu pula dengan kemampuan mereka. Mereka kemudian diberikan waktu 10 menit untuk menyelesaikan 12 soal matematika.
Hasil yang diterbitkan pada jurnal Psychology of Women Quarterly menunjukkan rata-rata wanita yang menjadi obyek tatapan pria menjawab kurang dari 5 soal matematika dengan benar.
Sedangkan, responden yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut mendapatkan hasil yang lebih baik. Sementara itu, kedua kelompok pria mendapatkan nilai yang sama.
Mendapatkan tatapan menggoda dari rekan kerja pria tampaknya membuat wanita lebih termotivasi untuk berinteraksi.
Tetapi, tidak jelas apakah hal tersebut karena tersanjung pada perhatian yang diberikan atau karena mereka ingin membuktikan kecerdasan mereka.
"Ini menciptakan lingkaran setan bagi wanita yang memiliki kinerja buruk, tetapi tetap ingin berinteraksi dengan rekan kerja yang justru berpengaruh buruk pada kinerja," ujar peneliti utama Dr Sarah Gervais dari Universitas Nebraska. (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar