Liputan6.com, London: Hampir seluruh anak-anak senang dengan makanan dan minuman kecil yang menawarkan rasa buah. Terkadang tak jarang mereka kecanduan dengan makanan atau minuman tersebut.
Jika sudah ketagihan, ada baiknya orangtua mewaspadainya. Sebab, tak selamanya makanan dan minuman tersebut sehat. Terkadang buah yang dijanjikan ternyata hanya lima persen dari kemasan produk tersebut. Bahkan ada yang tidak ada kandungan buah-buahannya.
Beberapa produsen tak jujur dalam mengemas minuman segar berselera dengan rasa manis menggoda. Mereka kerap menggunakan tambahan gula yang tak sehat bagi tubuh. Sebuah penelitian di India menemukan produk Ribena Squash yang dijanjikan mengandung vitamin C, ternyata 90 persen tidak mengandung vitamin tersebut.
Begitu juga dengan minuman Shoot Hydro yang tidak mengandung buah sama sekali. Vimto dan Ribena hanya mengandung lima persen buah dan lebih banyak berisi gula tambahan.
Bagian pemasaran Vimto mengklaim minuman produknya terbuat dari raspberry. Meski faktanya, kandungan itu hanya 0,1 persen atau setara dengan sekitar sepuluh tetes dalam botol 500 mililiter.
"Survei kami menemukan adanya praktik produk "kotor" yang digunakan untuk meningkatkan penjualan dan konsumsi makanan dan minuman ringan pada anak," ujar Clare Panjwani, aktivis kampanye makanan anak, seperti dilansir, baru-baru ini.
Menurut Panjwani, jika dibiarkan akan berbahaya bagi anak-anak. Dampaknya bisa menimbulkan kerusakan gigi dan tingkat obesitas yang membahayakan.
Pihaknya meminta pihak terkait mengeluarkan peraturan demi melindungi anak-anak dari makanan tak sehat. "Perlu adanya peraturan yang lebih baik untuk melindungi anak dari produk-produk tak sehat itu. Ada baiknya produsen cantumkan label sehat pada kemasan agar orangtua dan anak bisa menceritakan dengan mudah tentang produk yang mereka beli," tambah Panjwani.
Temuan itu menyerukan agar iklan junk food dan minuman di TV segera dihentikan. Dia meminta pihak produsen menandai warna merah di kemasan sebagai tanda adanya gula tambahan pada produk tersebut.(timesofindia/ULF)