Jum'at, 30 Desember 2011 | 13:22 WIB
TEMPO.CO, California - Waktu di dalam perut sangatlah penting bagi perkembangan otak janin. Namun yang tak banyak diketahui adalah bahwa kehamilan juga merupakan saat berubahnya otak sang ibu. Perubahan-perubahan yang kemungkinan merupakan persiapan wanita untuk menjadi ibu yang lebih baik dalam hidupnya.
Perubahan-perubahan ini sedikit dipahami dalam kesimpulan yang dipublikasikan dalam Journal Directions in Psychological Science edisi Desember.
Wanita hamil sering mengeluh "otak kehamilan" atau "otak ibu" yakni "sebuah kabut memori yang menyebabkan hilangnya kunci mobil atau ponsel yang salah tempat". Salah satu penelitian pada 2010 menjelaskan bahwa tingginya level hormon seks bisa disalahkan untuk penyimpangan konsentrasi ini. Namun, dalam banyak kejadian, perubahan-perubahan yang terjadi pada calon ibu selama kehamilan masih menjadi misteri.
"Kehamilan adalah periode kritis untuk perkembangan sistem saraf ibu," kata penulis Laura Glynn, seorang psikolog di Chapman University di California, dalam review-nya. "Namun kita tidak tahu apa-apa tentang hal itu secara virtual," ujar dia seperti dikutip oleh situs Live Science edisi 28 Desember 2011.
Penelitian yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan bahwa janin mempunyai efek lebih besar pada ibu mereka ketimbang yang diperkirakan sebelumnya. Menurut studi review 2004 yang dilakukan Glynn, pergerakan janin setelah kehamilan 20 minggu meningkatkan detak jantung dan kulit sang ibu. Perubahan-perubahan psikologis pada diri sang ibu terjadi meski mereka tidak menyadari gerakan janin secara fisik.
Selain itu, janin juga berbagi sel dengan ibu mereka-- sebuah fenomena asing yang disebut "microchimerism". Sel janin melewati plasenta dan masuk ke dalam tubuh sang ibu yang akan tetap di sana hingga bertahun-tahun. Salah satu studi pada 2005 menemukan bahwa pada tikus yang hamil, sel janin tersebut menetap di otak, terutama di area yang berhubungan dengan indra penciuman yang sangat penting untuk mengenali anak-anak mereka. Namun belum diketahui apa yang dilakukan sel penyelundup ini di sana atau apakah sel janin pada manusia juga berada di area otak yang berhubungan dengan sifat keibuan.
Beberapa perubahan otak selama kehamilan kemungkinan membantu para ibu untuk lebih selaras dengan bayi mereka ketika dilahirkan, ungkap Glynn. Sementara pergerakan janin yang menggelitik para wanita secara tidak sadar kemungkinan mempersiapkan mereka untuk terikat dengan anak-anaknya. Begitu juga perubahan di area otak dihubungkan dengan emosi dan memori yang penting untuk wanita dalam mengasuh anak mereka.
"Mungkin ada 'biaya' yang harus dibayar, seperti ketidakjelasan yang abadi dari 'otak kehamilan'. Tapi manfaatnya adalah ibu yang lebih sensitif dan efektif," ujar Glynn.
ARBA'IYAH SATRIANI/ LIVE SCIENCE