Jum'at, 30 Desember 2011 | 13:16 WIB
TEMPO.CO, Salt Lake City - Berkonsentrasi pada musik bisa menjadi metode pengalih rasa sakit bagi orang dengan kecemasan yang signifikan, demikian hasil dari temuan terbaru.
Para peneliti dari Pain Research Center pada University of Utah di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, mempelajari efektivitas musik sebagai penghilang rasa sakit pada 143 kasus. Para relawan diminta untuk mengikuti melodi sehingga mereka bisa mengidentifikasi nada menonjol yang dibunyikan. Ketika menjalankan tugas yang diminta, para relawan itu juga mengalami rasa nyeri yang aman melalui elektroda yang dilekatkan di ujung jari.
Studi ini, yang dipublikasikan di Journal of Pain edisi Desember, mengungkapkan bahwa rasa sakit bisa diminimalisasi ketika permintaan dari tugas musik meningkat. Para peneliti menjelaskan bahwa menyimak musik bersaing dengan jalur nyeri yang dialami partisipan. Dengan memicu respon emosional dan mendukung pikiran partisipan, tugas musik bisa membantu mengatasi rasa sakit.
Menurut para peneliti, ternyata partisipan dengan rasa cemas berlebih mengenai rasa sakitnya menjadi lebih asyik dengan tugas mendengarkan musik ketimbang mereka yang hanya merasa sedikit cemas.
Penyebabnya, menurut para peneliti, mengalami sedikit kecemasan ternyata mengurangi kemampuan partisipan untuk fokus pada tugas.
Para ilmuwan itu, seperti dikutip Health Day edisi 29 Desember 2011, menyimpulkan bahwa orang dengan tingkat kecemasan tinggi yang bisa disibukkan dengan aktivitas, seperti mendengarkan musik, dapat mengurangi rasa tidak nyaman yang dialaminya.
Karena itu, kata para ilmuwan tersebut, para dokter disarankan untuk memperhatikan sifat pasien mereka sebagai bahan pertimbangan sebelum menyarankan terapi rasa sakit seperti mendengarkan musik.
HEALTH DAY | ARBA'IYAH SATRIANI