Batik Malaysia (REUTERS/ Bazuki Muhammad)
VIVAnews - Pengakuan batik sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, tak lantas menjadikan Indonesia sebagai pemilik satu-satunya batik. Sejak dulu, teknik membatik menggunakan malam dan canting, memang telah tersebar baik oleh masyarakat Indonesia maupun pendatang.
Tak heran, jika teknik dan motif batik Indonesia turut menginspirasi batik dunia seperti di Afrika, India, tak terkecuali Malaysia. Menurut sejarahnya, batik Malaysia tak bisa lepas dari dari kebudayaan Indonesia.
Sejak abad ke-13, terdapat hubungan dagang antara Kerajaan Melayu di Jambi dan kota-kota pesisir Jawa yang memang dikenal sebagai daerah penghasil batik seperti Cirebon, Lasem, Tuban, dan Madura. Batik Jambi dan Jawa, diketahui memiliki pengaruh kuat pada kerajinan batik di Semenanjung Melayu.
Menurut Museum Sejarah Budaya Oslo, diketahui pasti bahwa orang Jawa memengaruhi keseluruhan teknik membuat batik dan juga desain di seluruh dunia. Pada akhir 1920-an, pengrajin batik Jawa memperkenalkan penggunaan malam dan canting di pantai timur Malaysia.
Sejak itu, kebudayaan batik di Malaysia berkembang, hingga membuat corak khas Malaysia yang berbeda dari corak batik Jawa. Corak batik Malaysia yang paling populer adalah daun dan bunga, juga motif geometris seperti spiral.
Teknik membatik Malaysia juga cukup berbeda dari batik Indonesia. Karena, corak yang digambarkan berukuran besar. Pengrajin batik Malaysia juga tidak menggunakan canting sebagai alat lukis, melainkan kuas untuk mengaplikasikan warna pada kain.
Warnanya pun lebih ringan dibandingkan warna batik Indonesia yang kaya akan warna-warna cerah khas pesisir dan warna sogan (kecokelatan). Batik Malaysia dapat dengan mudah ditemukan di daerah Kelantan, Terengganu, dan Pahang.
Sementara, batik di Johor menunjukkan pengaruh kebudayaan Jawa dan Sumatra, mengingat banyaknya imigran Jawa dan Sumatera di daerah tersebut. Untuk melestarikan batiknya, pemerintah Malaysia mewajibkan pegawai negeri untuk menggunakan batik setiap tanggal 1 dan 15.
Serta, menentukan batik sebagai pakaian nasional. Tak hanya itu gerakan pelestarian batik juga dilakukan dengan diterbitkannya buku mengenai sejarah batik Malaysia berjudul, 'Malaysian Batik: Reinventing a Tradition'.
Bulan Desember ini, batik Malaysia juga ditampilkan dalam acara tahunan Miss Tourism International 2011, di Kuala Lumpur. Pada ajang tersebut, diadakan pula International Batik Fashion Designer Competition bagi para desainer batik Malaysia yang karyanya diperagakan oleh 54 kontestan Miss Tourism International 2011.
Seperti apa batik Malaysia? Anda bisa melihatnya di tautan ini.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar