Kurang Yodium Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Kurang Yodium Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Dec 13th 2011, 09:25

VIVAnews - Selama masa pertumbuhan buah hati membutuhkan gizi yang mendukung pengembangan fisik dan mentalnya. Kekurangan nutrisi akan memengaruhi kinerja tubuh mereka, yang akan berdampak pada tumbuh kembang buah hati.

Salah satunya adalah kekurangan yodium, yang memengaruhi fungsi kelenjar tiroid atau yang disebut kelenjar gondok/ kupu-kupu. Akibatnya, anak rentan mengalami penurunan intelejensia dan memiliki tubuh yang pendek dan kecil (kretinisme).

Menurut guru besar bidang Endokrinologi Universitas Padjajaran, Prof. Sri Hartini, hipotiroid pada anak akan melahirkan generasi muda yang lambat merespon, mengalami keterbelakangan mental, mudah lelah, hingga kecacatan fisik.

"Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) terjadi akibat kekurangan yodium dalam makanan. Akibatnya, kelenjar akan bekerja lebih keras dan mengakibatkan pembesaran (gondok), " katanya dalam seminar "Gangguan Kesehatan Akibat Kelainan pada Hormon Tiroid: Dampak Hipotiroid dan Hipertiroid" di Jakarta, Selasa, 13 Desember 2011.

Dia menjelaskan, sebanyak 3-4 persen wanita hamil mengalami hipotiroid dan diperkirakan akan melahirkan anak dengan kondisi yang sama. Selain itu, ada beberapa daerah yang memang menjadi endemik gondok dan endemik kretinisme. "Umumnya terjadi di daerah pegunungan dengan bahan makanan yang mengandung yodium rendah."

Pada anak usia dini, efek hormon tiroid dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan dan pertumbuhan badan. "Kekurangan hormon tiroid di usia dini akan menyebabkan anak tidak cerdas dan bertubuh pendek/ mini," ujarnya.

Ditambahkan Dr. Em. Yunir SpPD-KEMD SPKN, deteksi kekurangan yodium dalam tubuh anak perlu dilakukan sedini mungkin. "Sejak lahir atau bayi sudah bisa dideteksi. Ada beberapa rumah sakit yang kini melakukan pemeriksaan kadar TSH kepada kepada bayi baru lahir untuk mendeteksi adanya kelainan," katanya.

Dr. Yunir menjelaskan, pada bayi, kondisi kekurangan hormon tiroid bisa dideteksi sejak awal diantaranya bayi yang sangat tenang. "Banyak ibu yang merasa senang bayinya jarang menangis dan tidur hampir setiap saat. Seharusnya, bila melihat bayi terlalu tenang, ibu harus curiga dan bisa memeriksakan kadar tiroid buah hati."

Bila dideteksi dengan cepat, seperti anak yang mengalami kekurangan hormon pertumbuhan tiroid, pengobatan dan perawatan tepat bisa mencegah pengaruh negatif. Misalnya, menolong anak yang kekurangan hormon pertumbuhan agar dapat memiliki tinggi yang tak terlalu jauh dari teman sebayanya. "Banyak pasien yang datang saat kondisinya sulit diubah. Penderita kretinisme, misalnya, masih dapat dibantu agar memiliki tinggi badan normal sebelum mencapai usia pertumbuhan epifisis berhenti di usia 17-18 tahun."

Selama hidup, ujar Dr. Yunir, manusia dapat mengalami periode kekurangan dan kelebihan tiroid. Selain adanya pengaruh gen dari orang tua, lingkungan juga berdampak pada produksi tiroid. Dia mencontohkan, seseorang yang memiliki kelenjar tiroid normal akibat paparan radiasi atau penyakit otoimun menyebabkan gangguan pada kelenjar. Bisa juga, seorang anak yang kadar tiroidnya normal saat pindah ke tempat dengan kadar yodium rendah menjadi hipotiroid yang akan kembali normal saat mendapat asupan yodium cukup.

Gejala hipotiroid pada anak dan dewasa berbeda. Pada orang dewasa, gejala hipotiroid diantaranya mudah lelah, mengantuk, kedinginan, berat badan cenderung bertambah, walaupun pola makan wajar dan olahraga teratur, depresi, konstipasi. Selain itu, penderita hipotiroid juga mengalami nyeri otot dan sendi, kulit kering bersisik, rambut dan kulit menipis, penurunan libido, serta gangguan menstruasi. "Lebih baik jika mengalami gejala-gejalanya, sebaiknya lakukan pemeriksaan kadar TSH."

Para pakar ini sepakat, bagi penderita kekurangan hormon tiroid, pemberian garam beryodium, makanan yang mengandung yodium seperti ikan dan hewan laut, rumput laut hingga sayur-sayuran dapat membantu tercukupinya asupan yodium dalam tubuh. Pengobatan kasus tiroid di antaranya pembedahan, pemberian sinar radioaktif dan terapi sulih hormon untuk mengembalikan fungsi endokrin menjadi normal.   Mengenai kondisi tiroid di Indonesia, survei riset kesehatan 1998 menemukan, ada beberapa daerah di Indonesia yang memang memiliki prevalensi kekurangan yodium tertinggi terutama di daerah pegunungan antara lain di pegunungan Dieng, daerah pegunungan di Maluku dan Bukit Barisan.  Prevalensi penyakit gondok di Jawa Timur sebesar 16,3 persen lebih tinggi dari prevalensi dunia sebesar 13 persen. (hp).

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post