migrain (dok. Corbis)
VIVAnews - Sering mengalami migrain? Jangan remehkan kondisi ini. Sebuah studi mengungkap bahwa nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dua kali lipat, juga sejumlah penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke dan tekanan darah tinggi.
Profesor Richard B. Lipton, peneliti senior dari The Saul R. Korey Department of Neurology Albert Einstein College of Medicine, Universitas Yeshiva, mengatakan, migrain merupakan suatu gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Menurutnya, temuan studi itu bukan ancaman. "Studi kami menunjukkan bahwa migrain bukan gangguan serius, hanya dengan temuan itu, kami menjadi lebih waspada untuk mendeteksi risiko penyakit kardiovaskuler pada penderita migrain," ujarnya, seperti dikutip Galtime.
Berdasar National Headache Foundation Amerika Serikat, ada dua tipe: migrain dengan aura, dan migrain tanpa aura. Keduanya memiliki ciri nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala, disertai mual, serta memiliki sensitivitas tinggi terhadap cahaya dan suara.
Migrain dengan aura memiliki gejala neurologis tambahan, seperti sensitivitas terhadap lampu berkedip, dan garis zig-zag. Studi terdahulu hanya menempatkan migrain jenis ini yang terkait risiko penyakit jantung dan stroke. Namun, studi teranyar juga menghubungkannya dengan migrain tanpa aura.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita migrain dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang tak mengalami migrain. Risiko serangan jantung lebih tinggi pada mereka yang migrain disertai aura: tiga kali lipat lebih besar dibandingkan yang tidak menderita migrain.
Migrain umumnya menimpa orang di rentang usia antara 25 dan 55 tahun. Gangguan neurologis ini tiga kali lebih sering menimpa wanita dibandingkan pria. (hp).
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar