Salah satu outlet Louis Vuitton di Hongkong. (wikimedia)
VIVAnews - Siapa yang tak kenal dengan tas bermerek Louis Vuitton? Apalagi jika melihat motif khas LV, semua orang pun tahu kalau tas tersebut adalah hasil rancangan rumah mode asal Perancis.
Namun, hal ini justru memudahkan produsen penjiplak barang-barang bermerek seperti barang-barang buatan China. Tentunya, produsen akan melakukan segala cara untuk membela royalti terhadap desain yang telah diciptakan.
Ini pula yang menjadi dasar mengapa LV menuntut Warner Bros, sebagai produsen dari film komedi The Hangover Part II. Pasalnya, pada sekuel film tersebut ada adegan dimana karakter Zack Galifianakis yang diperankan oleh Alan Garner berjalan dengan menggunakan tas yang sangat mirip dengan LV, lengkap dengan tanda ikoniknya.
Pada adegan tersebut, Zack mengatakan pada karakter Stu, "Hati-hati, itu adalah Louis Vuitton". Tapi, LV bersikeras bahwa tas yang digunakan Zack adalah palsu yang diproduksi oleh Diophy, yang dikenal sebagai produsen penjiplak barang-barang desainer ternama dunia.
LV diketahui telah mengajukan gugatan terhadap Diophy. Dan saat ini kembali menggugat perusahaan produksi film Hollywood dengan alasan ada kemungkinan masyarakat akan bingung apakah LV mensponsori atau mengizinkan produksi tas jiplakan oleh Diophy.
Menurut gugatan tersebut, LV keberatan jika pihak Warner Bros menayangkan adegan tersebut, sementara perusahaan film tersebut telah merilis DVD film Hangover Part II. Rumah mode yang kerap menghasilkan produk-produk fashion mewah ini pun meminta Warner Bros untuk menghilangkan tas bajakan mirip LV dalam film tersebut.
Di pihak Warner Bros sendiri, tuntutan ini menambah panjang masalah dari disiarkannya sekuel kegilaan Zack Galifianakis dan kawan-kawan.
Sebelumnya, Warner Bros dituntut oleh seorang tattoo artist, Victor Whitmill, yang telah membuat desain tato untuk wajah Mike Tyson. Diakuinya, sekuel Hangover ini tidak meminta izin dirinya untuk menggunakan desain tato Mike Tyson pada wajah karakter Stu. Tapi, Warner Bros pun akhirnya membayar ganti rugi pada Whitmill.
Tak hanya itu, seorang stuntman juga menuntut Warner Bros setelah menderita luka fisik saat syuting pada adegan kejar-kejaran dengan menggunakan mobil. Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang penulis skenario yang mengklaim bahwa ide-idenya telah dicuri dan digunakan dalam naskah film ini. (hp).
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar