Liputan6.com, Kanada: Para peneliti di University of Leicester, Inggris, dengan tim dari Lausanne di Swiss, dan Kanada, berharap penemuan mereka akan memberikan terobosan dalam memerangi penyakit yang menyebabkan kematian lebih dari 780 ribu orang setiap tahunnya.
Andrew Tobin, Profesor Biologi Sel di Universitas Leicester, Inggris, mengatakan, apa yang kita mampu lakukan di laboratorium ini adalah untuk parasit malaria yang tumbuh pada manusia. "Ini adalah organisme sel tunggal yang bisa masuk ke sel-sel darah merah," ungkapnya pada Sky News.com, Rabu (30/11).
Ia mengungkapkan, saat ini timnya telah menemukan obat pembunuh malaria yang tengah dikembangkan perusahaan farmasi yang besar. "Dan obat yang kami kembangkan akan menyerang parasit di mana pun berada dalam tubuh," ujarnya.
Profesor Kristen Doerig, yang bermarkas di Monash University di Melbourne, Australia yang juga penelitian di Swiss menjelaskan, timnya telah menemukan elemen penting yang dibutuhkan oleh parasit malaria untuk bertahan hidup dalam aliran darah, yaitu sekelompok enzim yang disebut protein kinase.
"Jika kita menghentikan protein kinase, maka kita akan membunuh parasit malaria," kata sang Profesor. "Dan kami tengah mencari obat yang bisa lakukan hal itu, jika kita menemukan obat tersebut maka kita akan memiliki cara baru untuk membunuh parasit malaria." ujarnya optimis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, malaria telah menginfeksi 225 orang di seluruh dunia setiap tahun. Di Afrika, seorang anak meninggal setiap 45 detik dari penyakit ini, di mana penyakit ini bertanggung jawab untuk satu dari setiap lima kematian anak. Di beberapa daerah Indonesia sendiri kerap ditetapkan sebagai Daerah Endemis Malaria, sehingga perlu dilakukan penanganan serius untuk memberantas penyakit tersebut.(MEL)