minuman bersoda (corbis.com)
VIVAnews - Minuman berkarbonasi yang dikenal dengan sebutan minuman ringan sudah dikenal luas sebagai minuman dengan rasa segar dan memiliki aneka aroma dan rasa.
Namun dibalik kesegaran dan rasanya, berbagai penelitian menyebut minuman soda lebih banyak mengandung bahaya bagi kesehatan seperti kalori tinggi tanpa nutrisi, kelebihan gula,penyebab osteoporosis hingga, mengandung aneka zat aditif serta menimbulkan kecanduan.
Dr Maxime E Buyckx, Director Health and Wellness Programs Global Scientific and Regulatory Affair Coca Cola menyatakan, banyak hal yang tak diketahui publik berkaitan dengan minuman berkarbonasi. Salahsatunya isu osteoporosis yang disebabkan fosfat dalam minuman ringan. Dia mengatakan, osteoporosis dipengaruhi dua hal. Yang tidak dapat diubah seperti wanita lebih rentan terkena keropos tulang, serta usia tua yang rentan terkena osteoporosis. Adapula faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup dan asupan gizi.
"Yang harus diperhatikan adalah rasio fosfor dan kalsium dalam tubuh 2:1, bila minum minuman berkarbonasi dalam jumlah berlebihan dikhawatirkan melonjakkan kadar fosfat yang melebihi perbandingan ini. Sehingga kalsium diambil dari tulang yang menyebabkan osteoporosis," katanya di Jakarta, Rabu, 30 November 2011.
Untuk kadar gula minuman bersoda yang berasal dari pemanis buatan disebut Buyckx lebih rendah daripada kadar gula yang ada dalam beberapa jenis buah-buahan seperti apel, pisang, anggur dan nanas. "Jadi bila dikonsumsi tak berlebihan tidak akan merugikan."
Namun, Dr Maxime mengakui selain untuk mencegah dehidrasi, minuman berkarbonasi tak memiliki nutrisi apapun di dalamnya. "Manfaat minuman ringan ini seperti manfaat dasar air yaitu untuk menambah cairan dalam tubuh."
Berapa banyak minuman berkarbonasi yang dapat diasup setiap hari? Dr Made Astawan mengatakan, asupan makanan tergantung pada kebutuhan masing-masing orang. Misalnya, pria dewasa memiliki kebutuhan kalori yang lebih banyak daripada wanita. "Yang tidak baik adalah mengasup makanan dan pangan berlebihan," katanya.
Dr Made juga menambahkan, anak-anak di bawah umur sebaiknya tak mengonsumsi minuman berkarbonasi atau jumlahnya dibatasi. Menurutnya, saat sedang lapar dan berbuka puasa, sebaiknya menghindari minuman berkarbonasi. Sebab, gula di dalamnya tidak dapat mengembalikan energi seperti gula alami.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar