KOMPAS.com - Maraknya bisnis online yang ada saat ini membuat banyak perempuan tergiur untuk lebih sering berbelanja. Apalagi dengan adanya kegiatan Cyber Monday di Amerika, dimana pada hari tersebut semua orang bisa mendapatkan diskon khusus saat berbelanja online. Pada tanggal 28 November lalu Cyber Monday dilaporkan meraup keuntungan Rp 1,134 triliyun. Menurut laporan dari Women's Wear Daily, angka ini naik sekitar 21,7 persen dari tahun lalu. Dari semua pencapaian ini, hal yang tidak terduga oleh para pelaku industri adalah belanja mobile atau lewat ponsel yang dilakukan para konsumen.
Sekitar 38 persen konsumen sekarang ini menggunakan berbagai aplikasi pada smartphone untuk kegiatan berbelanja di rumah, di kantor, restoran, saat bepergian, atau saat di perjalanan. Ponsel pintar memang membuat aktivitas tersebut jadi lebih mudah dan praktis. "Sekarang ini penggunaan mobile shopping sudah meningkat 3 kali lipat dalam setahun," tukas pembicara, penulis, dan konsultan ekonomi dan perencanaan bisnis, Kimberly Amadeo.
Menurut survei yang dilakukan oleh National Retail Federation, sekitar 17,8 juta orang menggunakan ponsel mereka untuk berbelanja di Cyber Monday. Dari survei ini mereka memperkirakan bahwa pada Cyber Monday penggunaan ponsel untuk berbelanja lebih tinggi sekitar 57 persen dibanding saat Black Friday (hari Jumat setelah Thanksgiving Day, yang menandai permulaan musim belanja untuk menyambut Natal).
"Sekitar 37,4 persen konsumen mengatakan bahwa mereka menggunakan ponsel untuk mencari dan membandingkan harga produk. Namun sisi positifnya mereka bisa lebih bijak untuk berbelanja karena bisa membandingkan harganya terlebih dulu sebelum membeli," ungkapnya.
Salah satu yang menyebabkan penggunaan aplikasi ponsel ini semakin tinggi adalah makin maraknya aplikasi belanja di ponsel dan juga kode QR di berbagai majalah dan iklan billboard. Proses belanja pun menjadi semakin mudah. Misalnya, Women's Wear Daily melaporkan bahwa aplikasi mobile eBay telah diunduh sebanyak 58 juta kali sejak diluncurkan tiga tahun lalu, dan mampu menyumbang rata-rata Rp 140 milyar per hari dalam penjualan lelang.
"Metode belanja dengan ponsel ini mirip seperti ketika orang berpikir tentang makanan dan uang," ungkap Leslie Greenman, penasihat keuangan dan penulis buku Dating Our Money: A Women's Guide to Confidence with Money & Men.
Menurutnya, seringkali orang yang berpikir impulsif ini bertindak seperti orang kelaparan yang menginginkan makanan secepatnya. Hal ini juga terjadi pada belanja, dimana banyak orang yang beralih ke ponsel untuk belanja akibat adanya dorongan untuk berbelanja ketika sedang sedih. Hal ini sama seperti ketika Anda mencoba menghilangkan kesedihan dengan makan.
Dalam hal ini Amadeo dan Greenman setuju bahwa kebiasaan ini merupakan perilaku beresiko. "Seperti kecanduan pada hal lainnya, belanja memberikan bantuan sementara untuk mengisi kekosongan batin, tak jarang hal ini bisa meningkatkan harga diri," ungkapnya.
Belanja dengan ponsel memang mudah dilakukan dan tidak rumit dibanding dengan cara lain sehingga banyak orang yang menyukainya. Karena praktis dan cepat, orang pun menjadikannya solusi cepat untuk mengatasi bad mood.
Sumber: Shine