Kamis, 22 Desember 2011 | 16:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap satu jam satu perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks atau kanker mulut rahim. Studi ini diungkapkan organisasi Female Cancer Program (FCP), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Puskesmas Jagakarsa, Kamis, 22 Desember 2011.
"Sebab, lebih dari 70 persen perempuan yang memeriksakan dirinya sudah berada pada stadium lanjut," ujar Koordinator FCP FK UI, Dr. Laila Nuranna, SpOG(K), saat peluncuran program Bulan Cegah Kanker Serviks, siang tadi.
Menurut Laila, keterlambatan itu karena tidak adanya kesadaran dari perempuan untuk memeriksakan dirinya. Padahal, untuk mengetahui seseorang terkena gejala kanker serviks sangat mudah, yaitu Pap Smear atau IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).
Laila menambahkan, kanker ini tidak bisa teredeteksi secara kasat mata. Hal ini juga dibenarkan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Tarakan, dr. Ekarini Aryasatiani. Ia mengatakan, kanker serviks sama sekali tidak memiliki gejala awal. "Tidak ada gejala apapun, dan penderita tidak merasakan apapun," ujar Ekarini. "Karena itu, pasien perlu proaktif," ujarnya.
Menurut Ekarini, perempuan yang pernah berhubungan seksual wajib memeriksakan dirinya. Hidup sehat dan tidak merokok juga dipercaya Ekarini membantu pencegahan kanker serviks bagi perempuan.
CHETA NILAWATY