Liputan6.com, London: Sebagian orang ada yang merasa tidurnya kurang cukup, tapi bangun dengan tubuh segar dan tidak mengantuk. Namun, bagi beberpa lainnya meski sudah cukup tidur, tetap merasa tidak puas dnegan kualitas tidurnya. Ternyata kualitas tidur juga dipengaruhi gen.
Menurut para ahli, gen adalah alasan mengapa seseorang membutuhkan waktu tidur lebih lama daripada yang lain. Berdasarkan variasi genetik, manusia memiliki kebutuhan tidur yang berbeda dan bervariasi. Contohnya, Mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher dikenal cukup beristirahat hanya dengan tidur selama empat jam sehari. Sementara Albert Einstein tidur hampir tiga kali lipatnya.
Para ilmuwan di Universitas Edinburgh, Inggris, menemukan bahwa variasi gen yang disebut ABCC9, membuat sejumlah orang membutuhkan tambahan 30 menit untuk tidur setiap malamnya. Penelitian itu menemukan, satu dari lima orang Eropa memiliki varian gen ABCC9, yang terlibat dalam penginderaan tingkat energi sel-sel dalam tubuh. Penelitian itu dapat berguna untuk mengungkap dampak perilaku kesehatan dengan tidur.
Dr Jim Wilson, salah seorang peneliti, mengatakan, "beberapa orang tidur sekitar sepertiga dari kehidupan mereka. Kecenderungan seseorang untuk tidur lebih lama atau lebih pendek dipengaruhi oleh keluarga selain usia, musim, dan ritme sirkadian." (medicmagic/MEL)