Minggu, 15 Januari 2012 | 12:39 WIB
TEMPO.CO -Busana musim semi tidak pernah lepas dari warna cerah dan motif bunga-bunga. Wajar, di musim ini muramnya salju akan berganti dengan pancaran sinar matahari. Tumbuhan pun mulai berbunga dan menghijau.
Transisi musim ini begitu penting, karena saat inilah mereka mencurahkan seluruh kreativitas. Ada yang terpengaruh oleh pakaian olahraga, seperti desainer Alexander Wang dan Stella McCartney.
Namun, untuk desainer yang lebih gaek, mereka seperti kembali ke masa lalu. Pengaruh busana 1920-an mendominasi. Gaya berpakaian ini memang patut dikenang. Ketika itu para wanita mulai meninggalkan baju yang kelewat sopan dan beralih ke pakaian yang lebih nyaman. Rok yang lebih pendek, dan mereka mulai memakai celana.
Koleksi Roberto Cavalli, misalnya, muncul dengan gaun mini era tersebut. Mirip pakaian para perempuan yang muncul di film-film bisu. Ada pula detail payet dan chiffon, mengingatkan orang pada gaun karya perancang jenius Coco Chanel pada 1928.
Warna-warna cerah yang menjadi ciri khas Cavali, tergantikan oleh unsur logam, seperti emas, perak, dan hitam. Kritikus mode memuji karyanya. Sampai ia pun melangsungkan peragaan busananya di dua tempat, Milan (Italia) dan Tel Aviv (Israel). Ia menganggap tren busana saat ini sangat internasional. "Karena kita membaca majalah dan film yang sama, mode ada di dalamnya," kata Cavalli, 71 tahun. "Dari situ Anda bisa mendapat ide apa yang harus dipakai."
Ada pula gaya berbikini pada 1920-an. Dolce & Gabbana muncul dengan atasan, seperti bra dan rok panjang semata kaki. Bagian perut sedikit terlihat karena letak rok yang persis menutupi pusar. Gaya ini seperti aksi "balas dendam" setelah masyarakat harus memakai jaket supertebal sepanjang musim dingin. "Aku menyukainya," ujar editor Vogue, Emma Elwick-Bates. "Anda bisa merasakan musim panas di Sisilia (Italia)."
Beberapa perancang juga terpengaruh oleh model gaun semata kaki pada 1920-an. Potongannya lurus dan memakai material yang lembut mengikuti gerakan pemakainya. Rumah mode Chloe memakai warna-warna pastel dan aksesori ikat pinggang pada gaya ini supaya terlihat lebih modern. Ia juga menampilkan sisi maskulin, dengan rancangan celana panjang di atas lutut yang lebar.
Pada koleksi musim semi 2012, baju siap pakai Emporio Armani lebih minim warna. Hanya ada hitam dan putih. Potongan bajunya jauh dari seksi. Beberapa rancangannya terdiri atas atasan, bawahan, dan blazer. Terkesan tertutup, tapi potongannya tetap mengikuti lekuk tubuh wanita. Para model yang mengenakan pakaiannya di Milan Fashion Week tahun lalu memakai topi yang menjadi tren pada 1920-an. Bentuknya seperti topi jerami para nelayan di Venesia, boater, tapi lebih tinggi di bagian kepala.
Mereka memang sudah siap menyambut musim semi.
HUFFINGTONPOST | SYTLE.COM | VOGUE | SORTA TOBING