Liputan6.com, Philadelphia: Hampir semua bayi yang lahir dengan prematur mengalami kesulitan bernapas. Bernapas adalah proses memberikan oksigen ke otak. Ketika bayi sulit bernapas akan berdampak buruk pada perkembangan anak.
Dalam menangani hal tersebut, selama beberapa dekade terakhir, dokter telah memberikan perangsang kafein terhadap bayi prematur. Kafein dipercaya bermanfaat bagi bayi prematur yang kesulitan bernapas. Pasalnya, zat yang terkandung dalam kopi ini dapat membantu bayi prematur agar lebih mudah dalam bernafas.
Namun, sayangnya, baru ada sedikit bukti ilmiah untuk membenarkan cara tersebut. Untuk itu, sejumlah ilmuwan melakukan penelitian mendalam untuk memperkuat bukti ini. Demikian hasil penelitian yang dilansir dalam laman VOA, Ahad (22/1).
Ketua penelitian Barbara Schmidt mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas pemberian kafein terhadap bayi. Selain itu, dengan riset ini, diharapkan dapat mengetahui pasti berapa banyak takaran kafein yang mesti diberikan pada tiap umur bayi serta mengurangi efek yang dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan bayi.
Pada tahap awal, penelitian ini dilakukan pada sekitar 2.000 bayi prematur di sembilan negara. Mereka adalah bayi yang mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti lumpuh otak, keterbelakangan mental, buta, dan tuli. Sejumlah bayi ini dipilih secara acak. Sebagian diberi kafein, sebagian diberi plasebo (zat netral yang tidak mengandung bahan aktif apapun). Pemberian zat tersebut terus diberikan kepada bayi hingga tiga setengah tahun ke depan.
Dan, hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal American Medical Association menunjukkan bahwa tingkat penurunan kemampuan kognitif akibat sulitnya bernapas pada anak usia lima tahun lebih rendah dibanding bayi delapan bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian kafein berpengaruh baik bagi bayi dalam mengurangi pengurangan fungsi otak pada bayi prematur. (MEL)