Pekanbaru (ANTARA News) - Bayi kembar siam asal Provinsi Riau, yang hingga kini belum diberi nama, akhirnya meninggal dunia setelah kondisi terus memburuk saat dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
"Kami telah berusaha maksimal, tapi jiwa pasien bayi kembar tidak dapat ditolong," kata Ketua Tim Dokter RSUD Arifin Achmad, Dr Tubagus Ondih, ketika dihubungi ANTARA di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, bayi kembar siam itu menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (22/1) malam sekitar pukul 22.30 WIB, atau sekitar satu setengah jam sebelum peringatan Tahun Baru Imlek memasuki tahun Naga Air. Menurut dia, bayi malang itu meninggal karena gagal jantung atau "decompensasi cordis".
"Pasien dinyatakan meninggal dikarenakan kegagalan kemampuan jantung mencukupi dua individu," ujarnya.
Sebelumnya, kondisi bayi kembar itu mulai memburuk sejak Sabtu (21/9) malam. Bayi tersebut mengalami penurunan saturasi oksigen dan jantung berdetak sangat cepat yakni sempat mencapai 170 per menit. Kondisi itu kuat dugaan karena mereka hanya memiliki satu jantung yang berfungsi memompa darah untuk dua badan.
Bahkan, kondisi bayi sempat kritis sebelum akhirnya meninggal dunia.
Bayi kembar berkelamin perempuan itu mengalami kelainan karena lahir dengan kondisi dada dan perut berhimpitan (conjoined twins type thoraco-omphalopagus). Bayi tersebut dilahirkan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu pada 14 Januari lalu, dan kini dirawat di ruang neonatus RSUD Arifin Achmad sejak 15 Januari.
Bayi malang tersebut merupakan anak dari pasangan Parsini dan Riswanto, warga Desa Kuala Gading Kecamatan Batang Cenaku, Indragiri Hulu.
Kelahiran bayi kembar siam tersebut sempat membuat heboh karena tergolong langka, yakni hanya terjadi pada peluang 1 banding 500.000 kelahiran di dunia. (T.F012)