Ketika Si Tubuh Besar Jadi Model "Lingerie"

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Ketika Si Tubuh Besar Jadi Model "Lingerie"
Jan 18th 2012, 06:05

KOMPAS.com - Pencitraan dan idealitas perempuan kerap dikaitkan dengan tubuh ramping berukuran kecil bahkan memiliki bentuk tubuh lurus sedikit lekuk. Mereka yang bertubuh besar atau tubuh berukuran plus dan berlekuk (dalam kondisi sehat dan bukan obesitas) lantas dianggap tak ideal sebagai perempuan, oleh industri.

Kaum hawa seakan "didikte" terutama oleh industri untuk meraih idealitas ini. Padahal di balik persoalan tubuh, perempuan, apapun bentuk tubuhnya, berhak diperlakukan setara, tak dibedakan hanya karena fisiknya. Perempuan tetap dapat tampil percaya diri dengan bentuk tubuh yang tak harus seragam.

Pesan inilah yang ingin disampaikan retailer pakaian dalam Ann Summers melalui kompetisi pencarian model untuk kampanye lingerie Hari Valentine. Pencarian model ini berakhir dengan terpilihnya Lucy Moore, 20, mahasiswi jurusan hukum kriminal di University of Westminster, London, Inggris yang mengalahkan 4.000 model lainnya. Moore menerima 22 persen suara dari 30.000 pemilih untuk pencarian model ini.

Terpilihnya Moore, si plus-size, sebagai model lingerie mewakili realitas perempuan. Karena sebenarnya, jumlah perempuan yang memiliki badan "ideal" versi industri tak sebanyak perempuan yang memiliki tubuh besar atau "tak ideal" dalam kacamata industri. Apalagi, 10 tahun lalu, model dengan ukuran tubuh plus justru lebih dicari. Model tubuh plus semakin ditinggalkan di era kekinian karena industri terus mencari si tubuh kecil, ramping, bahkan kurus untuk mewakili produknya.

"Moore menunjukkan kepribadian, kepercayaan diri yang muncul dari bahasa tubuhnya, dan seksi," kata CEO Ann Summers, Jacqueline Gold yang memilih gadis ini untuk masuk ke babak final saat pemilihan.

Tak disangka, Moore justru mendapatkan banyak dukungan bahkan dari kalangan selebriti. Kepada Daily Mail Online, Moore mengatakan ia bercita-cita menjadi model namun tak pernah mengira akan menang kompetisi. "Ukuran tubuh saya paling besar di antara teman-teman satu grup saya di sekolah. Karenanya saya berusaha bersikap lebih menyenangkan dan ceria untuk menghindari ledekan tentang tubuh saya. Namun sekarang, semua teman-teman saya melihat saya mengenakan pakaian dalam. Ini sedikit aneh memang," jelasnya.

Kepribadian dan kepercayaan diri memenangkan Moore, dengan tubuh besarnya sebagai bagian dari dirinya yang diterimanya secara positif dan mendatangkan respons positif dari orang lain.  "Apa yang saya raih sekarang ini melebihi dari apa yang saya bayangkan. Saya sangat senang dan tak percaya bisa berhasil memenangkan kompetisi modelling tingkat nasional seperti ini," ungkapnya seraya berharap pencapaiannya menjadi inspirasi bagi perempuan bertubuh besar lainnya untuk lebih percaya diri, meraih apapun impiannya.

Kampanye Ann Summers ini memang bertujuan mencari perempuan yang sebenarnya dengan kepercayaan diri dan memenuhi unsur seksi. Ann Summers mendapatkannya dari sosok Lucy Moore, yang kampanye lingerie dengan fotonya segera beredar di berbagai toko di Inggris, mulai 19 Januari 2012.

Majalah fashion dan model khusus untuk ukuran plus, Plus Model Magazine, mengangkat topik serupa dengan kampanye Ann Summers untuk edisi Januari 2012. Majalah ini menilai, mereka yang dinilai layak menjadi model, terutama dalam peragaan busana, adalah perempuan dengan indeks massa tubuh rendah bahkan dikategorikan anorexia. Faktanya, 50 persen perempuan memiliki tubuh berukuran besar, sementara ukuran busana di toko cenderung lebih kecil.

"Industri fashion dan kecantikan terus menerus mendorong perempuan untuk mendapatkan tubuh ideal yang kurus, padahal itu tak selamanya sehar dan bertolak belakang dengan presentase konsumen yang lebih banyak memiliki tubuh besar," jelas Madeline Figueroa-Jones, Pemimpin Redaksi majalah Plus Model.

Dalam catatan editorialnya, Figueroa-Jones menuliskan, perempuan dibombardir iklan untuk menurunkan berat badan untuk menjadi ideal. "Kita tak sedang membicarakan kesehatan di sini. Namun tidak semua orang diciptakan dengan bentuk tubuh yang kurus, tubuh kita cantik apa adanya."

Majalah ini ingin mendorong perempuan untuk menghargai tubuhnya, menerima apa yang dimiliki, dan tak perlu memaksakan diri untuk mencapai idealitas yang tak realistis. Tentunya, setiap orang memiliki persepsi berbeda mengenai ukuran tubuh, apalagi jika dikaitkan dengan industri fashion dan kecantikan. Seperti komentar pembaca ini, "Jika maksudnya adalah kita harus selalu merasa cantik dengan apa pun bentuk tubuh kita, tak masalah, tapi tidak untuk mendukung obesitas dan menganggap itu sehat." Atau komentar lainnya, "Saya rasa dunia fashion tak boleh mendukung obesitas juga anorexia." Lain lagi dengan Danae, salah satu pembaca yang menuliskan pendapatnya merespons topik yang digelontorkan majalah ini, "Kita, para perempuan sudah dicuci otaknya untuk memercayai bahwa kita jelek dan laki-laki takkan tertarik dengan kita jika tidak kurus. Kita butuh lebih banyak variasi figur tubuh perempuan yang sehat."

Sumber: dailymail.co.uk

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post