deodoran
VIVAnews - Informasi yang menyebut deodoran dapat memicu kanker payudara kembali menjadi perdebatan. Setelah National Cancer Institute America memastikan tak ada kaitan, studi terbaru mengungkap bahwa penggunaan deodoran selama bertahun-tahun tetap bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Dr Philippa Darbre, onkolog dari dari University of Reading, Inggris, menemukan kandungan parabens, bahan kimia yang biasa digunakan dalam kosmetika, produk pembersih tubuh, dan pengawet makanan, dalam sampel tumor pasien kanker payudara.
Selama bertahun-tahun, Darbre mempelajari parabens dan bagaimana proses bahan kimia itu masuk ke dalam tubuh. "Parabens dapat meniru aktivitas estrogen, di mana kita tahu ada hubungan antara estrogen dan kanker payudara," ujarnya, seperti dikuti The Sun.
Kanker payudara menjadi momok di kalangan wanita. Merokok, konsumsi alkohol, dan radiasi adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, paparan estrogen menjadi faktor pemicu terbesar.
Lalu mengapa sejumlah studi menyimpulkan bahwa sebagian besar kasus muncul akibat pengaruh lingkungan? Ini karena ada banyak paparan senyawa kimia lingkungan yang mengimitasi aktivitas estrogen ditemukan dalam sel payudara. Salah satunya: parabens.
Darbre mengatakan, parabens terkandung dalam sejumlah deodoran. Saat mengaplikasikan deodoran ke ketiak, inilah yang meningkatkan potensi parabens terserap ke dalam sel payudara melalui jaringan kulit.
Spekulasi menguat setelah studi menemukan sekitar setengah penderita mengembangkan sel kanker dari titik yang sama di area payudara. "Kami menemukan parabens pada jaringan payudara dengan konsentrasi tertinggi di daerah dekat ketiak dibandingan bagian lain yang lebih dalam," kata Darbre.
Tapi mengapa penderita yang tak pernah memakai deodoran tetap menunjukkan kandungan parabens dalam jaringan payudaranya? Ini karena parabens bisa masuk lewat area tubuh lainnya. Parabens tak hanya terkandung dalam deodoran, tapi juga make-up, pasta gigi, pelembab, atau sabun mandi.
Artinya, kanker payudara bukan semata deodoran. Tapi bagaimana seseorang menerapkan gaya hidup sehat dan pemilihan produk organik yang lebih ramah kesehatan. (umi)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar