Selasa, 10 Januari 2012 | 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tidur siang ternyata berbanding lurus dengan produktivitas kerja. Banyak tokoh-tokoh dunia melakukannya. Sebut saja, Winston Churchill, John F. Kennedy, Ronald Reagan, Napoleon, Albert Einsten, dan Thomas Edison.
Mungkin kegiatan ini terlihat kekanak-kanakan. Tapi di era digital seperti sekarang, kebutuhan akan tidur siang semakin mutlak. "Kehidupan moderen begitu panik dan stress sehingga kita benar-benar butuh istirahat," ujar penulis buku The Practical Napper, Jennifer Eyre White, Senin, 9 Januari 2012.
White mengakui banyak orang tidak mengerti manfaat tidur siang. Padahal, tidur siang bisa meningkatkan produktivitas dan kreativitas karyawan.
Sebuah studi di Universitas New York menemukan bukti perbaikan daya ingat kepada sukarelawannya ketika mereka tidur siang selama 45 menit setiap hari. Manfaat lainnya adalah menurunkan tekanan darah. Sebuah studi lainnya juga menunjukkan para depresi pada remaja akan berkurang jika mereka tidur siang.
Spanyol merupakan negara yang sangat ketat dengan jadwal tidur siangnya atau sering disebut siesta. Sekolah-sekolah di Cina menerapkan tidur siang kepada para murid setelah mereka makan siang.
Perusahaan raksasa, seperti Google, The Huffington Post, dan The New York Times, telah merelakan salah satu ruang kerjanya untuk tempat tidur siang para karyawan.
Tidak ada yang salah untuk tidur siang. Namun, ada cara yang salah ketika bangunnya karena terkadang akan terasa pusing. Untuk menghindari hal itu, sebaiknya batasi tidur siang antara 20 hingga 90 menit.
USATODAY.COM | SORTA TOBING