KOMPAS.com - Selain citarasa, apa yang Anda pertimbangkan saat memilih produk mi instan? Jika Anda penggemar mi instan namun mulai khawatir kesehatan fisik terganggu karena kandungan lemak, kalori dan sodium yang tinggi dalam mi instan, Anda tak sendiri. Kini, makin banyak orang Indonesia yang mempertimbangkan unsur kesehatan dalam menikmati mi instan.
Nutrifood mencatat, orang Indonesia rata-rata mengonsumsi 55 bungkus mi instan per tahun. Indonesia bukan hanya dihuni oleh mereka yang menggemari makanan instan yang praktis ini. Namun Indonesia adalah juga produsen mi instan terbesar nomor dua di dunia setelah China.
Menurut riset Nutrifood, secara umum kesadaran masyarakat untuk hidup sehat lebih lama semakin bertumbuh. Caranya, mereka mulai mempertimbangkan asupan dan dampaknya terhadap kesehatan. Saat memilih mi instan misalnya, mereka mulai memperhatikan kadar garam sodium pada mi instan yang dikhawatirkan menimbulkan risiko penyakit seperti hipertensi. Kandungan lemak dalam mi instan juga menjadi pertimbangan lainnya. Dan tentunya total kalori yang diasup dari sebungkus mi instan mulai diperhatikan, terutama kalangan perempuan yang tak ingin badannya melar karena sering makan mi instan.
"Risiko berbagai penyakit karena tak menjaga asupan sodium, lemak, kalori dengan tepat memang tak langsung dirasakan. Dampaknya mungkin terasa 10-20 tahun ke depan," jelas Susana STP, MSC, PD Eng, Head of Nutrifood Research Center Division saat bincang-bincang di sela peluncuran Tropicana Slim Low Fat Noodles, di Palalada Indonesian Cuisine, Grand Indonesia West Mall, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Mi instan rendah lemak Untuk memberikan pilihan cara berbeda makan mi instan, Nutrifood memproduksi Tropicana Slim Low Fat Noodles.
Mi instan yang tersedia dalam dua varian, Roasted Duck (61 gr) dan Hainan Chicken (59 gr) ini tak hanya berbeda dari segi harga, dijual dengan harga eceran tertinggi Rp 6.500. Pembeda utamanya terletak di kandungan lemak, kalori dan garam sodium yang lebih rendah dari makanan sejenis. Cara memasak dan cara mi rendah lemak ini diproduksi juga tak sama dari biasanya.
Tropicana Slim Low Fat Noodles memenuhi standar internasional untuk asupan sodium per saji, yakni dibawah 300 mg. Kandungan garam sodium pada mi dan bumbunya, total sekitar 150-180 mg atau 3-4 persen batas maksimal konsumsi harian untuk asupan sodium. Sementara mi instan biasa memiliki kandungan garam sodium 750-1270 mg atau mencapai 45 persen batas maksimal konsumsi sodium harian.
Jumlah kalori satu bungkus mi ini sekitar 220-230 kkal, atau 40 persen lebih rendah dari jumlah kalori mi instan biasa (350-400 kkal per saji). Sementara, kandungan lemak mi instan Tropicana Slim ini hanya 2,5 gr atau 4-7 kali lebih rendah lemak dibandingkan mi instan biasa yang jumlah lemak per sajinya mencapai 10-17 gr.
Kandungan lemak biasanya terdapat pada mi, sedangkan kekhawatiran kadar sodium tinggi biasanya terkait dengan bumbu mi instan. Untuk mengurangi kadar lemak pada mi, Tropicana Slim memproduksi mi instan dengan cara memasak menggunakan oven.
"Mi instan pada umumnya dimasak dengan cara digoreng, inilah yang menyebabkan lemaknya tinggi, dan saat direbus, minyak terlepas dan terlihat mengkilap," jelas Susana.
Lantaran diproduksi dengan di-oven, saat memasak mi instan ini Anda membutuhkan waktu lebih lama. Biasanya mi instan cepat matang dalam waktu 2-3 menit. Namun khusus mi instan rendah lemak ini, Anda butuh waktu 4-6 menit atau sesuai selera. "Ada orang yang suka masak mi sampai benar-benar matang, ada juga yang suka setengah matang," lanjutnya.
Agar kebutuhan gizi seimbang terpenuhi, Susana menyarankan sebaiknya mi instan sebagai asupan karbohidrat, tak dimakan bersamaan dengan nasi atau sumber karbohidrat lainnya.
"Makan sebungkus mi instan sama kenyangnya dengan makan semangkuk kecil nasi. Tambahkan sayuran saat makan mi instan agar memenuhi kebutuhan gizi seimbang setiap harinya," jelas Susana kepada Kompas Female.