Eksplorasi Seniman Batik Asal Jerman

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Eksplorasi Seniman Batik Asal Jerman
Jan 25th 2012, 10:53

VIVAnews - Pesona batik sebagai karya seni klasik bercita rasa tinggi membius Joachim Blank. Pria asal Jerman ini merasa jatuh cinta sejak perjalanan keliling Asia Tenggara pada 1980-an.

Tak puas hanya memandang koleksinya, Blank segera mengakrabi lilin dan canting, belajar membuat batik tulis. Kini, nama pria berkacamata ini dikenal sebagai salah satu seniman batik paling sohor di Jerman.

Yang pertama dipelajarinya adalah batik Jogja. Dari situ, ia berkreasi mencipta corak batik sendiri. "Tapi, saya selalu membuatnya dengan cara tradisional, seperti yang saya pelajari di Jogja," ujar Blank yang memamerkan karyanya di Galeri Nasional Indonesia.

Blank menerapkan tradisionalitas batik nusantara. Hanya menggunakan warna-warna alami, yang menurut dia lebih gampang dikreasikan. Ia juga mempertahankan penggunaan canting dan lilin atau blok kayu untuk membuat corak.

Untuk metode penciptaan warna, ia sesekali masih menggunakan metode celup. "Dalam beberapa karya, saya menggunakan metode gosok," ucapnya.

Blank menganggap batik sebagai sarana berekspresi yang lebih baik daripada lukisan. Lebih dari 300 karya sudah ia ciptakan.

Baginya, tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara batik Eropa dan Indonesia. Ia menyebut kreasinya sebagai batik kontemporer, di mana seniman lebih bebas berkreasi tanpa terantuk pakem.

"Kalau dilihat dari sejarahnya, masing-masing daerah memiliki sejarah tradisi corak yang sangat panjang. Namun, karya satu seniman dengan seniman lainnya pasti tak sama, karena setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri," katanya.

Seniman batik asal Jerman yang turut memamerkan karyanya adalah Rudolf Smend, kolektor batik dan pemilik galeri tekstil di Köln, Jerman. Sahabat mendiang maestro batik Iwan Tirta ini sempat berguru pada sejumlah nama besar dalam dunia perbatikan, seperti Bagong Kussudiardja.

"Saya dulu hanya anak muda yang mempelajari batik di Taman Sari, Yogyakarta, karena sangat cinta kepada tekstil. Sama sekali tak terpikir kalau suatu saat saya akan punya karya tekstil batik yang dipamerkan di Galeri Nasional," ujarnya.

Menurut Smend, sang sahabat turut memberi berkontribusi besar dalam penciptaan karyanya. Batik karya sang maestro yang tetap mencirikan Indonesia, meskipun sudah masuk kategori kontemporer menjadi inspirasi dalam menciptakan karya serupa, namun dengan sentuhan Eropa.

Ia berharap, pameran batik yang digelar mulai 25 Januari hingga 6 Februari 2012 itu akan membantu melestarikan batik sebagai salah satu karya seni mengagumkan di mata dunia. (art)

Baca juga: Batik Memikat Dunia, dari Mandela Sampai PBB

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post