Rabu, 11 Januari 2012 | 18:00 WIB
TEMPO.CO, Chicago - Merokok ganja seminggu sekali atau lebih ternyata tidak membahayakan paru-paru. Bahan dasar ganja, marijuana, memang memiliki kandungan zat kimia beracun seperti rokok tembakau, tapi risikonya untuk penyakit paru-paru tidak sama.
Tidak jelas mengapa demikian. Tapi menurut penelitian dari Universitas California dan Universitas Alabama, Amerika Serikat, kemungkinan besar karena bahan aktif utama ganja yang disebut THC.
THC bisa menyebabkan penggunanya merasa high. Zat ini juga membantu melawan peradangan dan dapat menetralkan efek iritasi bahan kimia.
Kemungkinan lainnya dari cara mengisap ganja. Biasanya pengisap ganja cenderung bernapas dalam-dalam ketika melakukannya. Hal ini membantu memperkuat jaringan paru-paru.
Salah satu penulis studi tersebut, Stefan Kertesz, mengatakan paru-paru perokok tembakau jauh lebih buruk kondisinya dari pengisap tembakau. Kondisi paru-paru perokok ganja satu kali per hari dalam tujuh tahun atau seminggu sekali dalam 20 tahun ternyata tidak terlalu buruk.
Namun, seperti yang terjadi pada perokok tembakau, pengguna ganja dapat mengalami iritasi tenggorokan dan batuk berkepanjangan. Sayangnya studi ini tidak meneliti hubungan antara efek marijuana dan kanker. "Jadi tetap harus hati-hati dan waspada menggunakan marijuana," kata hasil riset yang dipublikasikan 10 Januari 2012 kemarin.
Marijuana merupakan obat ilegal di beberapa negara bagian AS. Tapi ada juga yang melegalkannya. Rata-rata orang mengisapnya sekali atau dua kali dalam sebulan. Sementara pengisap rokok sekitar sembilan batang per hari.
AP | SORTA TOBING