Ilmuwan Amerika dan Nikaragua telah menemukan mengapa terkena demam berdarah dengue (DBD) untuk kedua kalinya bisa berakibat lebih serius dan fatal daripada yang pertama.
Demam dengue adalah penyakit yg disebabkan virus dan ditularkan oleh nyamuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa ada kira-kira 50 juta orang terkena demam denggi di seluruh dunia setiap tahun.
Dalam sebagian kasus, penyakit ini hanya berupa demam ringan. Dalam kasus lain, virus ini bisa menyebabkan komplikasi fatal yang disebut demam berdarah dengue (DBD).
Mengapa sebagian kasus ringan dan lainnya parah, telah menjadi misteri yang akhirnya baru-baru ini dapat dijawab oleh ilmuwan Amerika dan Nikaragua.
Ada empat macam demam dengue, dan banyak sekali variasi genetik dalam setiap macamnya. Selain itu, di daerah-daerah di mana dengue mewabah, penduduknya seringkali tertular lebih dari sekali.
Penularan pertama menimbulkan gejala ringan, dan setelah itu badan akan memproduksi antibodi yang melindungi kita terhadap macam demam dengue tertentu yang menulari kita.
Peneliti Matthew Henn dari Broad Institute di Cambridge, Massachusetts, mengatakan, "Antibodi ini belum tentu efektif melawan versi lain virus asal, dan antibodi ini bahkan membantu versi virus yang lain untuk menginfeksi sel-sel yang akan ditularinya."
Ia menjelaskan bahwa gejala yang parah kemungkinan besar terjadi ketika virus dengue dari sub-tipe khusus menulari seorang korban yang keterpaparannya sebelumnya ke virus dengue yang berbeda telah menghasilkan antibodi tertentu.
"Jika terjadi kombinasi tertentu dari hal-hal di atas, orang lebih cenderung rentan terhadap bentuk lebih serius penyakit denggi ini," paparnya.
Henn mengatakan bahwa penemuannya ini memiliki dampak besar terhadap upaya-upaya yang sampai saat ini belum berhasil dalam menciptakan vaksin denggi. Contohnya, vaksin ini mungkin perlu diubah untuk mengakomodasi sub-tipe yang mendominasi di suatu daerah tertentu.