Liputan6.com, Washington: Di masa perkembangan balita, si kecil kerap berekspresi yang mengundang tawa. Namun, jangan sampai kegiatan sehari-harinya membuat para orangtua mengabaikan jam tidur mereka. Terlebih, saat siang hari yang menurut peneliti, sangat baik untuk tidur balita agar buah hati terhindar dari stres yang berkelanjutan.
Tim peneliti dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, mengukur pola tidur balita yang berusia dua sampai tiga tahun. Si kecil tersebut mengenakan perangkat khusus untuk mengukur jumlah tidur mereka, dengan orangtua yang menjaga waktu tidurnya
Dalam risetnya, seperti di kutip Dailymail, Rabu (4/1), peneliti menemukan anak-anak yang kehilangan tidur siang satu hari saja akan membuatnya lebih cemas dan kurang tertarik pada dunia sekitarnya. Mereka juga tidak respon dengan peristiwa bahagia serta sulit mengatasi stresnya.
Peneliti AS mengatakan kehilangan tidur siang akan membuat balita mengungkapkan perasaan yang berbeda.
Untuk membuat penelitian semakin valid, penulis studi, Profesor Monique LeBourgeois memfilmkan ekspresi wajah balita yang menikmati tidur siang saat mereka selesai memainkan dua puzzle. Para balita itu lelah setelah sukses menyelesaikan puzzlenya sedangkan sepertiga atau 34 persen kurang baik dalam merespon emosional mereka dibanding saat mereka telah istirahat dengan baik.
Dan pada puzzle lain, balita sengaja diberikan yang lebih sulit. Tim melihat sepertiga balita mengalami kondisi tertekan karena puzzle itu dibanding mereka yang telah menikmati tidur siang yang biasa mereka lakukan
Dalam risetnya, peneliti menyimpulkan sebanyak 39 persen balita yang menjalani tidur siang, sepertiganya sedikit lebih serius menyelesaikan puzzle yang sulit tersebut dibanding dengan mereka yang sulit menikmati tidur siangnya.
Prof LeBourgeois memperingatkan bahwa kesulitan bukanlah hal yang buruk bagi anak. Ia menambahkan hal itu perlu diberikan untuk agar anak dapat belajar dari kesalahannya.
"Anak yang tidak menikmati tidur siang, dampaknya bisa membentuk perkembangan otak emosional mereka dan menempatkan mereka pada risiko seumur hidup, suasana hati yang berhubungan dengan masalah," ungkapnya.
"Sama seperti gizi yang baik, tidur cukup juga merupakan kebutuhan dasar yang harus ada pada anak," katanya.
Hasil yang dipublikasikan dalam Journal of Sleep Research tentu harus menjadi perhatian bagi para orang tua agar kiranya dapat lebih serius memperhatikan jam tidur sang buah hati. Karena pastinya semua tak ingin bila si kecil akan bermasalah mental di kemudian harinya. (MEL)