Egois Jika Hamil Saat Kelebihan Berat Badan?

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Egois Jika Hamil Saat Kelebihan Berat Badan?
Feb 3rd 2012, 12:47

KOMPAS.com - Perempuan dengan kelebihan berat badan menghadapi dilema saat berencana atau sedang hamil. Mereka seringkali dianggap egois jika memutuskan untuk hamil dengan kondisi berat badan yang tak ideal. Anggapan seperti ini kerap menambah beban dan bukan memberikan solusi. Berbagai kekhawatiran dan bahkan statistik yang menyebutkan sejumlah risiko kesehatan, juga membuat ibu dengan kelebihan berat badan semakin kesulitan menjalani kehamilan.

Situs Babycenter mengadakan survei melibatkan lebih dari 11.000 perempuan hamil berukuran ekstra, untuk mencari tahu seperti apa pengalamannya menghadapi dilema ini.

* Dukungan penuh dari keluarga. Lebih dari 88 persen perempuan bertubuh besar yang sedang hamil mengaku dicintai oleh keluarganya. "Suami saya mencintai saya apapun kondisinya," kata salah seorang responden. Bentuk dukungan diberikan keluarga melalui berbagai cara, mulai ungkapan cinta dari suami yang menguatkan hingga perhatian dari keluarga untuk mengontrol makanan demi alasan kesehatan.

"Kebanyakan orang-orang terdekat saya sangat membantu dan peduli tentang pola makan dan membantu saya mengatasinya bukan justru mengkhawatirkan berat badan saya," aku salah satu responden. Bagaimana orang lain, terutama keluarga, dalam menyikapi kehamilan pada perempuan bertubuh besar atau kelebihan berat badan nyatanya diperlukan dan punya dampak besar.

* Dukungan dari petugas medis. Dua dari tiga ibu dengan kelebihan berat badan merasa petugas kesehatan menghargai dan memberikan dukungan, dengan memahami kebutuhan bukan dengan fokus pada masalah berat badan. Salah seorang ibu mengaku, "Saya merasa terberkati memiliki dokter yang baik. Dia tak pernah bicara yang menyakitkan apalagi membuat saya merasa egois karena  hamil saat kelebihan berat badan," ungkapnya.

* Egois. Hampir 15 persen responden mengaku mengalami pengalaman buruk saat hamil dengan kondisi kelebihan berat badan. Salah satunya dianggap egois karena masih tetap hamil saat kelebihan berat badan. Perlakuan dokter juga terkadang membuat beberapa perempuan ini mengalami masa sulit saat hamil. Seperti, dokter tak mau memberikan obat pereda mual karena menganggap akan memicu keinginan untuk makan dan akhirnya menambah berat badan.

* Tak didukung untuk hamil. Beberapa perempuan bahkan sama sekali tak mendapatkan dukungan untuk hamil saat kelebihan berat badan, bahkan dari keluarga sekalipun. Sebanyak 10 persen responden mengaku mendapatkan dukungan untuk hamil dari luar, bukan dari pasangan, keluarga, dan teman.

* Minim perhatian media. Tak banyak media yang memberikan informasi tepat mengenai kehamilan pada perempuan dengan kelebihan berat badan. Sebanyak 80 persen menganggap minimnya dukungan media, dan bahkan tak memiliki perhatian terhadap masalah ini.

Apakah Anda punya pengalaman yang sama? Bagaimana cara Anda mengatasi dilema kehamilan untuk perempuan dengan kelebihan berat badan?

Sumber: BABYCENTER

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post