KOMPAS.com - Kegiatan apa yang Anda lakukan setiap akhir pekan? Mengisi waktu dengan kegiatan bermakna melalui kerelawanan bisa menjadi pilihannya. Seperti relawan dari kalangan muda yang memberikan kontribusinya untuk gerakan sosial Drive Books Not Cars, demi pendidikan anak-anak.
Gerakan ini dimulai dengan pengumpulan buku melalui beberapa titik penerimaan donasi, dilanjutkan dengan penjualan buku di sela Car Free Day, Minggu, 29 Januari 2012 lalu. Hasil penjualan buku ini mencapai Rp 51 juta dan siap disumbangkan ke komunitas anak-anak yang fokus pada pendidikan di Jakarta dan Flores.
Nilai uang tersebut bukan satu-satunya pencapaian kegiatan yang diadakan untuk kedua kalinya ini. Jumlah buku terkumpul dari para penyumbang juga bertambah. Jika pada kegiatan pertama pada September 2011 terkumpul 5.000 buku, maka pada Januari 2012 terkumpul 7.000 buku bacaan berbahasa Indonesia dan novel berbahasa Inggris. Satu lagi, jumlah relawan yang berminat berpartisipasi juga bertambah, menjadi 70 orang dari sebelumnya hanya empat orang.
"Jumlah relawan bertambah, mereka mencari dan mendapatkan informasinya dari Twitter dan Facebook," jelas Zack Petersen, salah satu penggagas Drive Books, Not Cars, kepada Kompas Female di sela kegiatan yang berlangsung di halaman depan EX, Jakarta.
Menurut Zack, bertambahkan jumlah relawan menyuntikkan semangat lebih kuat kepada penggiat gerakan sosial ini. Kebanyakan relawan adalah mahasiswa dengan usia rata-rata 23. "Jumlah uang dan buku yang terkumpul memuaskan, namun yang paling penting adalah kami berbagi kebersamaan dan kebahagiaan dengan kerelawanan, berkontribusi terhadap komunits dan menyumbangkan waktu dan energi," jelasnya.
Tak sulit menjadi relawan di kegiatan semacam ini. Pemicunya adalah rasa peduli, dan aksi menjadi perwujudannya. Sehari sebelum penjualan buku, relawan berkumpul untuk mensortir ribuan buku yang masuk. Sebagian buku berbahasa Indonesia disumbangkan langsung ke komunitas Taman Bacaan Pelangi dan Sahabat Anak. Sementara novel berbahasa Inggris dijual kembali untuk menggalang dana.
"Banyak wajah baru yang kami temui saat mensortir buku dan saat menjual buku di hari Minggu," aku Zack. "Kerelawanan bicara soal menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, mengingatkan kita untuk tak memikirkan diri sendiri dan mau berbagi untuk orang lain. Kegiatan di akhir pekan ini memberikan inspirasi tersebut, karena kami semua datang untuk satu tujuan yang baik," tuturnya.
Gerakan sosial dengan partisipasi aktif relawan, dan respons positif dari masyarakat, menjadikannya lebih kuat dan berdampak luas. Apalagi ketika muncul pertanyaan dari pengunjung kegiatan, "Kapan event berikutnya diadakan?". Bagi Zack, respons positif dari berbagai pihak menjadi pemicu motivasi. "Kami mulai dari gerakan akar rumput yang kemudian menjadi bola salju dan kini menuai sukses besar," ungkapnya bangga.