KOMPAS.com – Meski saat ini banyak perempuan yang sudah bekerja banyak dari mereka yang belum mempunyai asuransi jiwa. Bukan hanya asuransi jiwa, baru-baru ini terungkap bahwa banyak perempuan banyak yang tak memiliki tabungan dana pensiun.
Menurut sebuah laporan lembaga Women and Pension serta Scottish Widows di Inggris, perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam memiliki dana pensun saat ini telah mencapai rekor tertinggi. Survei dari 5.200 orang dewasa menunjukkan bahwa jumlah perempuan belum merencanakan dana pensiun juga telah meningkat sejak tahun lalu. Sebanyak 26 persen perempuan gagal menyisihkan pendapatannya untuk hari tua dibandingkan laki-laki yang hanya 19 persen.
Lynn Graves, Kepala Pengembangan Bisnis Pensiun dari Scottish Widows mengatakan, bahwa kehidupan perempuan sendiri yang membuatnya lebih sulit menyimpan uang.
"Perbedaan dalam gaya hidup seperti, perempuan lebih mungkin untuk bekerja paruh-waktu atau menjadi ibu rumah tangga. Hal ini menyebabkan banyak perempuan tak memikirkan masa tua," kata Graves.
"Oleh karena penting bagi industri pensiun, pemerintah dan pengusaha untuk meningkatkan kesadaran kesenjangan gender dalam tabungan pensiun dan membantu perempuan memprioritaskan pensiun mereka."
Defisit pensiun dan penurunan skema pensiun karyawan belum diketahui oleh pemerintah Inggris. Menurut laporan terbaru oleh Melbourne Mercer Global Pensions Index hampir tiga dari setiap empat orang dewasa di Inggris tidak membayar kewajiban dana pensiun mereka pada tahun 2009.
Scottish Widows melihat gejala ini sebagai dampak dari ketidakpastian ekonomi dan tekanan pada keuangan rumah tangga yang terjadi di Inggris. Semua itu sangat berpengaruh pada kebijakan pengelolaan uang.
Survei menemukan bahwa sepertiga perempuan (31 persen) saat ini memprioritaskan pembayaran utang dan hipotek rumah.Sedangkan 42 persen masih berkutat hanya memprioritaskan tabungan untuk situasi tak terduga sehari-hari bukan dana pensiun.
"Meskipun dengan alasan kebutuhan yang jelas yakni menyiapkan dana untuk biaya hidup sehari-hari yang tak terduga. Hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk mengorbankan perempuan melindungi diri mereka di usia tua," Tegas Graves.
Sumber: CNBC