Jakarta, Kompas - Lendir berperan dalam menjaga saluran pernapasan. Namun, lendir yang berlebihan pada penderita asma bisa mengancam nyawa.
"Ketahanan tubuh dan saluran pernapasan dijaga oleh mekanisme yang tidak spesifik, seperti batuk, hingga oleh sistem lendir (mukus) di saluran pernapasan," kata Wiwien Heru Wiyono, dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia dan RS Persahabatan, dalam The 14th International Meeting on Respiratory Care Indonesia (Respina) 2012, Jumat (5/10), di Jakarta.
Wiwien mengatakan, mukus berfungsi melembabkan saluran napas dan menjerat mikroorganisme atau kotoran untuk dikeluarkan lewat batuk. "Mukus biasanya encer, tetapi bisa mengental untuk menangkap mikrogranisme atau kotoran," ujarnya.
Gen mukus teraktivasi oleh kuman. Bentuk awal yang berupa butiran berubah menjadi lendir.
Namun, pada penderita asma, yakni penyakit peradangan kronis dan terkait dengan kesensitifan, produksi mukus terlalu banyak sehingga menyumbat jalan napas dan menyebabkan kematian. Hal itu terjadi pada serangan asma berat.
Pada penderita asma, mukus diproduksi terus. Untuk asma ringan terjadi pembersihan saluran napas sentral. Produk dari peradangan di jalan napas ikut memicu peningkatan produksi mukus.
Pada asma berat, mukus yang kental dan lengket sangat sulit diurai. Adanya ikatan disulfida membuat pelekatan kuat dan sulit dilepaskan. Sumbatan menjadi parah. Untuk mengatasinya, ikatan disulfida perlu diputus sehingga lendir cair dan mudah dikeluarkan. Salah satu cara adalah dengan obat N-Acetylcy- steine.
Dalam kesempatan yang sama, Wahyuningsih dari Departemen Pulmonologi RS Pusat Pertamina mengatakan, N-Acetylcysteine telah luas digunakan sebagai agen mukolitik dalam menghadapi masalah di saluran pernapasan. N-Acetylcysteine memengaruhi ekspresi lendir dengan mengatasi peradangan. Zat itu berinteraksi dengan ikatan disulfida pada protein di lendir bronkus, memecahnya sehingga menjadi lebih cair dan mudah dikeluarkan.
N-Acetylcysteine terbukti menjadi agen antioksidan yang dapat meredakan peradangan. Selain itu, untuk mengurangi serangan, penderita harus pandai mengelola asmanya. (INE)