Kompas.com - Kemampuan konsentrasi yang baik sangat erat kaitannya dengan kecerdasan anak. Kemampuan berkonsentrasi dalam waktu lama akan membuat anak terlatih memecahkan masalah dalam proses belajarnya.
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif otak selain stimulasi diperlukan juga zat gizi yang baik. Menurut pakar gizi dr.Saptawati Bardosono, ada beberapa zat gizi utama pendukung perkembangan otak, antara lain karbohidrat, omega-3, zinc, zat besi, dan vitamin B.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Friesland Campina, produsen susu Frisian Flag, diketahui bahwa isomaltulosa, zat karbohidrat yang mampu bertahan lama dalam penyediaan energi, punya efek yang baik bagi kerja kognitif anak.
Studi mengenai manfaat isomaltulosa ini sudah dilakukan dua kali di Indonesia. Yang pertama dengan melibatkan 54 anak usia 5-6 tahun dengan jangka waktu konsumsi produk mengandung isomaltulsa selama 14 hari.
Hasil penelitian menunjukkan isomaltulosa sebagai karbohidrat dengan indeks glikemik yang rendah ketika dilarutkan dalam susu mampu memperpanjang daya konsentrasi anak.
Studi kedua yang dilakukan terhadap 127 anak usia 5-6 tahun selama rentang waktu 3 bulan didapatkan hasil yang konsisten terhadap manfaat isomaltulosa pada kinerja kognitif anak.
Menurut Dr.Tjin Wiguna, Sp.KJ, ahli psikitari anak yang terlibat dalam penelitian ini, parameter yang diukur dalam penelitian tersebut antara lain kecepatan reaksi, daya ingat, perhatian, serta daya tahan perhatian.
Ditambahkan oleh Eiko de Jong, Ph.D, peneliti senior dari Frisianland Campina, karena glukosa yang dihasilkan oleh isomaltulosa dilepas perlahan-lahan ke tubuh maka energi yang disuplai ke otak pun lebih lama.
"Sehingga kemampuan fokus dan memorinya lebih baik," kata de Jong dalam acara pemaparan hasil studi isomaltulosa di Bandung, Senin (15/10).
Ia menjelaskan bahwa penelitian kedua ini merupakan validasi dari penelitian sebelumnya. Secara ilmiah, hasil penelitian kedua ini juga memiliki nilai IB yang berarti punya rekomendasi yang kuat.
Secara alami isomaltulosa terdapat dalam tebu, madu, dan sumber glukosa lainnya. Namun berbeda dengan sukrosa, isomaltulosa merupakan zat yang lambat diserap tubuh. Beberapa produk pemanis juga menggunakan isomaltulosa, terutama untuk pasien diabetes.