KOMPAS.com - Ternyata, tak hanya sebuah apel setiap hari yang bisa menjauhkan kita dari dokter. Tertawa, minum teh, atau bergandengan tangan dengan suami, ternyata bisa membuat sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Plus, membuat otak bekerja lebih gesit.
1. Tertawa (melancarkan peredaran darah hingga 21 persen)
Tahu mengapa tertawa bisa membuat kita awet muda? Karena ketika tertawa, aliran darah menjadi lebih lancar selama 24 jam penuh. Ini diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh University of Texas, yang mengamati reaksi tubuh ketika responden diminta untuk menonton film komedi. Hasilnya, peredaran darah 1/5 kali lebih lancar, bahkan setelah film komedi selesai ditonton.
Keesokan harinya, ketika responden diminta untuk menonton film yang serius seperti film dokumenter, pembuluh darah menegang. Ini membuat aliran terhambat hingga 18 persen, dan jika dibiarkan terus menerus akan berisiko mengalami tekanan darah tinggi.
"Saat kita merasa bahagia, tubuh melepaskan kimiawi yang membuat kita merasa tenang sekali. Ini ternyata memberikan banyak manfaat bagi tubuh, termasuk pembuluh darah yang lebih rileks bekerja," papar David Katz, MD, direktur Prevention Research Center dari Yale University School of Medicine.
2. Menyikat gigi dan flossing (menekan risiko kanker otak dan kerongkongan hingga 400 persen)
Rawatlah gigi dengan baik. Karena ketika kita menyunggingkan senyuman, sebenarnya bukan hanya barisan gigi putih yang akan memberikan arti. Sebab menurut penelitian Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, gigi putih juga menggambarkan kecil sekali kemungkinannya bagi kita untuk mengalami radang gusi, kanker otak, dan kanker kerongkongan. Memiliki gigi putih, berarti memiliki gusi yang sehat. Ini semua dapat terwujud jika kita rajin menyikat gigi dan flossing, sehingga tak ada peluang bagi pembentukan plak gigi.
3. Nikmatilah secangkir teh setiap hari (menekan risiko stroke hingga 21 persen)
Seruputan hangat dari secangkir teh yang kita nikmati, menurut penelitian yang dilakukan UCLA School of Medicine, adalah bentuk perlindungan diri dari bahaya stroke. Studi dilakukan dengan mengamati 9 penelitian yang melibatkan hampir 195 ribu orang, dimana 4.400 di antaranya mengalami stroke.
Hasil pengamatannya adalah, mereka yang minum teh minimal 3 cangkir sehari akan terselamatkan dari risiko stroke hingga 20 persen, jika dibandingkan dengan orang yang menikmati teh hanya secangkir sehari. Di dalam teh terdapat Camellia sinensis yang merupakan antioksidan super jenis epigallocatechin gallate (EGCG) dan asam amino theanine yang memang berfungsi melindungi pembuluh darah.
4. Ekspresikan perasaan dengan tulus (memicu rasa bahagia 20 persen)
Kent State University melakukan satu studi unik. Mereka mengamati, murid yang lebih eskpresif terhadap sahabatnya ternyata lebih bahagia dan beruntung. Adapun cara mereka mengekspresikan perasaan adalah dengan menuliskan ucapan terima kasih pada selembar kertas.
Hal serupa juga ditemukan pada penelitian sejenis, yaitu ketika responden menulis perasaannya dengan tulus, ternyata sistem kekebalannya menjadi lebih kuat. Tak hanya itu, kerja paru-paru dan hati pun menjadi lebih baik. Sebab ketika mengekspresikan perasaan, mereka merasa lebih menikmati hidup dan memicu produksi hormon relaksasi yang membuat tubuh menjadi lebih ringan.
"Tapi ingat, semua itu harus dilakukan dengan tulus," ucap asisten profesor yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, Steven Toepfer, PhD. Toeofer pun menyarankan, agar kita sesekali menyempatkan diri untuk mengirimkan SMS atau email kepada sahabat atau keluarga, yang berisikan tentang betapa beruntungnya kita memiliki mereka.
5. Bergandengan tangan dengan suami (menekan stres hingga 200 persen)
Saat kita menjalin jemari dengan suami dan berpelukan, menurut penelitian yang dipublikasi dalam American Psychosomatic Society, akan dengan mudah menghapus rasa takut, panik, dan stres yang menyelubungi pikiran. Kesimpulan itu didapat setelah mengamati responden yang dibagi dalam dua grup.
Kedua grup diminta untuk bercerita pengalaman yang membuat mereka merasa sangat stres, dan diukur detak jantungnya setelah bercerita. Lalu kedua kelompok diperlakukan dengan berbeda. Kelompok pertama, usai bercerita diminta untuk bergandengan tangan dengan suaminya. Sedangkan kelompok kedua, tidak melakukan apapun. Hasilnya, kelompok kedua tetap merasa panik karena jantungnya masih saja berdetak kencang meskipun sesi bercerita telah lewat. Bahkan detak jantung mereka dua kali lebih cepat, ketika menyadari suami tak berusaha menenangkannya.
6. Lakukan gerakan-gerakan lembut yoga (mencegah nyeri punggung hingga 56 persen)
Rutin melakukan yoga akan secara signifikan membuat kita jauh dari rasa nyeri punggung, ini menurut studi yang dilakukan West Virginia University. Dalam studi ini, peneliti bertanya pada 45 responden mengenai nyeri punggung yang mereka rasakan. Setelah itu mereka diminta untuk melakukan yoga selama 90 menit, dua kali seminggu, selama enam bulan.
Jika dibandingkan dengan pasien yang hanya melakukan terapi fisik, kelompok yang melakukan yoga lebih cepat menghapus nyeri punggungnya. Plus mereka lebih bahagia, sebab yoga juga mereduksi depresi hingga 60 persen.
7. Nikmati ikan panggang (menyelamatkan kita dari kepikunan hingga 19 persen)
Banyak penelitian yang telah membuktikan, ikan adalah makanan kesukaan otak. Sebuah studi yang melibatkan 15 ribu responden dewasa di seluruh dunia, mereka yang menyukai makan ikan segar, minimal 2 minggu sekali, berhasil menekan terjadinya dimensia atau kepikunan hingga 20 persen. Kandungan Omega-3 dalam ikan salmon atau tuna, berfungsi melindungi sel-sel otak dari kerusakan dan peradangan yang merupakan sumber dari masalah dimensia.
8. Minumlah susu saat sarapan (menyusutkan berat badan sebanyak 2 kg)
Perempuan yang minum susu bebas lemak sebanyak 0,5 liter setiap sarapan, mampu memangkas kalori saat makan siang sebanyak 50 kalori. Ini sudah dipublikasi dalam American Journal of Clinical Nutrition. Responden bercerita, sarapan sambil minum susu membuat mereka bisa mengunci rasa kenyang lebih lama hingga jam makan siang tiba. Dan dalam setahun bobot responden yang menerapkan trik ini, berkurang hingga 2 kg.
(Prevention Indonesia Online/Siagian Priska)
Editor :
Dini