Bukan Lesbi, Tapi Kok Kita Suka Mengamati Perempuan Lain?

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Bukan Lesbi, Tapi Kok Kita Suka Mengamati Perempuan Lain?
Nov 19th 2012, 13:44

KOMPAS.com - Anda pernah merasa diperhatikan oleh seorang perempuan yang tak Anda kenal, dari ujung rambut hingga ujung kaki? Tak perlu kesal dulu. Karena, mengamati penampilan perempuan lain memang sudah menjadi kebiasaan perempuan di mana saja. Jangan-jangan, tanpa Anda sadari Anda pun sering melakukannya?

Survei baru dari merek swimwear dari Inggris, Swimwear365, mengungkapkan bahwa perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengamati perempuan lain daripada pria yang berlalu di hadapan mereka. Separuh dari 2.000 perempuan yang disurvei mengaku bahwa mereka suka membandingkan diri mereka dengan perempuan lain di tempat kerja, juga teman-teman dan perempuan lain yang mereka temui di jalanan.

Bukan hanya atribut fashion yang menjadi perhatian kita ketika mengamati perempuan lain, melainkan segala sesuatunya dari ukuran payudara, bentuk tubuh (apakah mereka lebih langsing dari kita), punya selulit atau tidak, sampai cincin kawinnya. Pendek kata, satu dari 10 perempuan ingin terlihat lebih menarik daripada perempuan lain.

"Tidak ada seorang perempuan pun di planet ini yang tidak suka mengamati orang lain, khususnya pada perempuan lain," ujar Helen Boyle, stylist untuk Swimwear365. "Wajar sekali kalau kita membandingkan diri kita dan cara berdandan kita dengan cara perempuan lain berpakaian, menata rambut, dan bagaimana bentuk tubuhnya."

Hal ini biasa dilakukan perempuan normal, artinya tidak ada kaitannya dengan orientasi seksual. Sebaliknya, ini tidak berlaku pada pria. Kecuali mereka seorang homoseksual, pria tak akan mengamati pria lain segitu detailnya. Satu-satunya hal yang diperhatikan oleh pria terhadap pria lain adalah jabatan dan penghasilannya.

"Sebagai perempuan, kita disosialisasikan untuk meyakini bahwa nilai-nilai kita ini terletak pada penampilan. Pada saat yang sama, tidak seperti pria, kita diajarkan untuk bersaing secara diam-diam, dan bukan terang-terangan. Akibatnya kita jadi menatap perempuan lain, dan membanding-bandingkan diri, untuk melihat bagaimana kita mengukurnya," ungkap psikolog Dr Linda Papadopoulos.

Dalam masyarakat kita saat ini, status seseorang bisa diukur hanya dari kecantikan dan apakah kita menikah atau tidak. "Kalau Anda melihat perempuan lain dengan cincin di jari tangannya, makin mudah untuk memutuskan apakah dia pesaing kita atau bukan," tambahnya.

Sisi positif dari mengamati penampilan orang lain adalah, kita bisa mendapat ide berbusana. Kita bisa menilai apakah kita pantas memakai tren tertentu atau tidak (misalnya, kita melihat perempuan seusia kita mengenakan pakaian bermotif animal print yang kita inginkan, tapi ternyata terlihat norak), apakah cara berpakaian kita sesuai usia atau tidak, juga mengombinasikan beberapa warna yang berbeda, yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan.

Ketika kita bersikap terang-terangan soal penampilan dengan teman-teman, kadang-kadang hal ini juga bisa mendorong keakraban. Jadi, selama digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, tak ada yang salah dengan kebiasaan ini....

Sumber: The Daily Mail

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post