KOMPAS.com - Bertengkar, patah hati, mendengar kabar kematian, atau mengalami kejadian traumatis lain, tentu membuat emosi turun-naik tak menentu. Akibatnya, suasana hati kita tak kunjung membaik. Dan menurut nasihat lama, ada baiknya kita tidur untuk menstabilkan emosi serta menenangkan diri. Begitu bukan?
Ternyata, menurut sebuat penelitian terbaru dari University of Massachusetts Amherst, pendapat ini tidaklah tepat. Justru penelitian ini menganjurkan kita untuk mencoba menstabilkan emosi dengan menenangkan diri sebelum tidur.
Pasalnya, respons emosional seseorang ternyata lebih cepat reda bila dibiarkan beberapa saat ketimbang jika langsung dibawa tidur. Begitu pula halnya jika memori menyakitkan itu muncul kembali. Sikap yang tenang lebih efektif untuk mengalihkan kita dari memori buruk. Sementara langsung membawanya tidur akan menaikkan kadar emosi yang sama seperti saat kejadian. Mengapa demikian?
Ternyata, tidur bersifat "melindungi" ingatan-ingatan serta respons emosional di saat sebelum terlelap, baik yang negatif maupun positif. Demikian penjelasan Rebecca Spencer, salah satu ahli saraf, yang meneliti hal ini.
Yuk, tarik semua energi positif yang ada di sekitar kita sebelum tidur sehingga esok hari kita bisa bangun dengan suasana hati baik. Tanggalkan emosi buruk dan selamat bermimpi indah!
(Prevention Indonesia Online/Deasy Siallagan/Grace Natali)
Editor :
Dini