Kompas.com - Ingin menjaga kesehatan tulang sekaligus mencegah penyakit keropos tulang? Mulailah dengan memperhatikan asupan kalsium Anda.
Angka kejadian osteoporosis di negara kita rupanya masih cukup tinggi, yakni dua dari lima orang Indonesia beresiko tinggi menderita penyakit ini. Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana kepadatan tulang menurun dan tulang jadi lebih berongga, mirip kayu yang digerogoti rayap. Penyakit ini bisa juga dialami pria, tetapi lebih sering terjadi pada kaum hawa.
Walaupun terlihat stabil, sebenarnya tulang selalu berubah dalam proses yang disebut remodelling (pembentukan kembali). Menurut Dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, tulang terus menerus dihancurkan oleh sel-sel osteoklas, lalu diserap dan dibentuk kembali oleh sel-sel osteoblas.
"Proses pembentukan tulang terjadi setiap saat. Di usia anak-anak dan remaja, proses pembentukannya lebih banyak dibanding penghancurannya," kata Fiastuti, dalam sebuah acara mengenai Peran Nutrisi Terhadap Kesehatan Tulang di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ada indikasi kuat bahwa semakin banyak simpanan kalsium pada kerangka tubuh wanita sebelum menopause, makin kecil pula risikonya untuk menderita osteoporosis. Ini terjadi karena melewati usia puncak, yakni usia 30-an, secara bertahap massa tulang akan berkurang seiring dengan waktu.
Pada wanita, massa tulang akan merosot drastis ketika jumlah produksi estrogen menurun selama periode menjelang menopause. Untuk menghindari penurunan massa tulang yang kelewat drastis inilah, asupan kalsium yang tinggi dari konsumsi susu amat diperlukan.
Asupan kalsium
Pengeroposan tulang sebenarnya bisa dicegah, antara lain dengan cukup berolahraga, memenuhi asupan kalsium serta vitamin D. Sayangnya, berdasarkan penelitian mayoritas wanita di Indonesia kekurangan 50 persen asupan kalsium yang semestinya ada dalam menu makan sehari-hari.
Asupan kalsium yang dianjurkan bagi dewasa sampai usia 50, 1.000 mg kalsium dan 200 IU Vitamin D sehari. Sementara, untuk orang dewasa di atas 50 harus mendapatkan 1.200 mg kalsium dan 400 – 600 IU Vitamin D.
Kalsium bisa didapatkan dari susu, sayuran hijau, yogurt, ikan yang dimakan bersama tulangnya seperti ikan teri, keju, atau kacang-kacangan. Susu merupakan sumber kalsium yang paling baik karena lebih mudah diserap tubuh.
Menurut penelitian, konsumsi susu yang diperkaya dengan kalsium dan vitamin D selama dua minggu berturut-turut dapat menurunkan kadar CTX (plasma C-telepeptide of type 1 collagen) yang merupakan penanda pelepasan kalsium tulang sehingga menurunkan risiko terkena osteoporosis. Penelitian ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Bone.
Para responden dalam penelitian itu adalah 82 wanita pramenopause (usia 20-35 tahun) yang dibagi dalam 3 kelompok. Selama 16 minggu, wanita dari kelompok 1 diberi susu tinggi kalsium dengan tambahan 1000 mg dan vitamin K 80 Ug per hari, kelompok kedua diberi susu tinggi kalsium dengan jumlah sama namun tanpa vitamin K, serta kelompok 3 tidak diberi susu.
Setelah itu kepadatan tulang diukur menggunakan berbagai penanda pembaharuan tulang pada minggu ke-2, 12 dan 16. Hasilnya, pada kelompok yang diberi susu dengan tambahan kalsium terjadi penurunan pada berbagai penanda tersebut. Dengan kata lain, susu tinggi kalsium menurunkan pelepasan kalsium pada tulang.
Penelitian lain pada wanita pascamenopause dilakukan oleh Fontera Brands bekerja sama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan melibatkan 60 wanita Indonesia serta 60 wanita Filipina berusia di atas 50 tahun.
Mereka dibagi dalam dua kelompok, yakni yang mendapat 2 porsi susu tinggi kalisum 1200 mg yang difortifikasi vitamin D, magnesium, dan zinc, serta kelompok yang hanya mendapat minuman berbahan beras. Setelah 16 minggu dilakukan pengukuran. Ternyata pada kelompok yang mendapat susu tinggi kalsium ditemukan penurunan kadar CTX sebanyak 34 persen.
Menurut dr.Muliaman Mansyur, Medical Marketing PT.Fontera Brands Indonesia, saat ini pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan Departemen Gizi FKUI untuk mengetahui manfaat susu kalsium tinggi pada pria dan wanita kelompok usia 35-45 tahun dan kelompok usia 46-55 tahun dengan responden orang Indonesia.
"Riset-riset yang dilakukan oleh Fontera Brands memberikan dukungan ilmiah kepada produk susu tinggi kalsium kami, Anlene, sebagai susu yang terbukti dapat mengurangi kerusakan tulang," papar Muliaman.
Harus digerakkan
Meski susu mendapatkan tambahan kalsium, menurut Fiastuti, tidak seluruhnya akan diserap oleh tubuh. "Dari seluruh kalsium yang kita dapat dari makanan atau susu, hanya 30 persen saja yang akan diserap. Karenanya jika kita tidak mengasup sumber-sumber kalsium kita beresiko tinggi mengalami keropos tulang," katanya.
Untuk mencegah keropos tulang, Fiastuti menyarankan agar kita juga rutin berolahraga. Sayangnya pergerakan kita semakin terbatas, terutama untuk mereka yang banyak bekerja di belakang meja dan ke mana-mana naik kendaraan.
Olahraga yang disarankan adalah jenis weight bearing atau menggunakan beban. Berjalan cepat, tenis, atau basket juga dianjurkan karena hentakannya bisa membantu kalsium masuk ke tulang.
Meski tubuh harus digerakkan, tetapi kalau berlebihan hingga lemak tubuh menipis sangat tidak disarankan karena hal itu sama saja dengan mengundang osteoporosis. Dijelaskan oleh Fiastuti bahwa orang yang terlalu kurus dan tulangnya kecil lebih beresiko karena tulangnya lebih mudah keropos.