Kompas.com - Kepadatan tulang dapat diukur dengan berbagai cara yang tidak menyakitkan dan tanpa tindakan invasif. Pemeriksaan tulang biasanya dilakukan untuk menentukan efektivitas pengobatan untuk osteoporosis atau osteopenia.
Menurut situs Mayo Clinic ada berbagai pemeriksaan kepadatan tulang:
- Central dual energy X-ray absorptiometry, disebut juga dengan DEXA atau DXA. Pemeriksaan ini menggunakan sinar X dengan intensitas rendah untuk memeriksa tulang belakang, panggul atau seluruh tubuh. Cara ini merupakan pilihan utama, tetapi hanya dapat dialkukan di rumah sakit.
- Peripheral dual energy X-ray absorptiometry, disebut pDEXA atau pDXA. Pemeriksaan ini menggunakan sinar X dengan intensitas rendah untuk mengukur massa tulang pada pergelangan tangan , jari, atau tumit. Pada praktik dokter alat ini lebih lazim digunakan daripada alat DEXA karena lebih praktis.
- Quantitative ultrasound. Pemeriksaan QUS menghantar gelombang suara ke tumit, tulang kering, dan tempurung lutut. Alat ini mudah dijinjing dan harganya tidak mahal sehingga lebih banyak orang dapat memanfaatkan. Namun masih dilakukan penelitian keakuratan alat ini.
- Quantitative computerized tomograpy. Pemeriksaan QCT paling sering dipakai untuk mengukur tulang belakang.
Sementara itu ada pula penanda pembaharuan tulang (bone marker turn over). Antara lain:
1. Pengukuran fungsi osteoblas (pembentukan tulang)
2. Pengukuran fungsi osteoklas (pelepasan tulang). Salah satunya adalah C-Telopeptida (CTX). Jika nilai CTX tinggi berarti pelepasan mineral tulangnya rendah.