JAKARTA, KOMPAS.com- Satu dari antara lima orang dewasa di Indonesia saat ini mengalami gizi lebih. Demikian hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010, yang diungkapkan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi saat membuka Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X, Selasa (20/11) di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta.
"Prevalensi gizi lebih pada orang dewasa itu mencapai 21 persen. Ini yang menimbulkan berbagai risiko penyakit tidak menular," kata Nafsiah. Berbagai penyakit tidak menular yang menyebabkan tingkat kematian tertinggi antara lain penyakit jantung, ginjal, dan diabetes melitus.
Nafsiah mengatakan, berdasar Riskesdas 2010 itu pula diketahui gizi lebih pada balita lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa, yaitu 14,2 persen. "Makan itu bukan hanya untuk kenyang. Harus ada keseimbangan gizi," kata Nafsiah.
Berdasar Riskesdas 2010, prevalensi balita yang mengalami kekurangan gizi diperkirakan mencapai 17,9 persen. Menurut Nafsiah, prevalensi ini belum memenuhi target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) 2015 yang harus menekan kekurangan gizi pada balita sebesar 15,5 persen.