KOMPAS.com - Makanan Pendamping ASI (MPASI) perlu diberikan tepat waktu. Bila dilakukan terlalu cepat maupun lambat, keduanya dapat menimbulkan dampak merugikan.
Bila terlalu dini, berikut dampak negatifnya:
* Dapat menyebabkan diare atau susah BAB.
Sebelum enam bulan fungsi saluran pencernaan bayi belum siap atau mampu mengolah makanan. Ketika ada makanan masuk, maka saluran pencernaannya akan mengalami gangguan yang ditandai dengan diare atau susah BAB.
* Obesitas.
Ketika bayi lebih dini diperkenalkan pada MPASI, selanjutnya bisa jadi bayi memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan tubuhnya. Bayi akan terbiasa dengan makan banyak atau berlebihan. Inilah yang membuat bayi berisiko menjadi gemuk atau obesitas.
* Kram usus.
Ketika bayi belum siap mencerna makanan, namun dipaksa untuk mengolah MPASI maka menyebabkan kram usus. Saat kram usus atau biasa disebut kolik usus, bayi mungkin akan menangis lama, menjerit sambil menggerakkan tangan dan kaki.
* Alergi makanan.
Sel-sel di sekitar usus pada bayi berusia di bawah enam bulan belum siap untuk menghadapi unsur-unsur atau zat makanan yang dikonsumsinya. Alhasil, makanan tersebut dapat menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat terjadi alergi akibat makanan yang dikonsumsinya. Sebaliknya, bayi yang diberikan MPASI setelah enam bulan risiko mengalami alergi akibat makanan lebih rendah.
* Alami konstipasi.
Bayi di bawah enam bulan memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna. Lantaran diberi asupan selain ASI, organ ini terpaksa bekerja ekstrakeras demi mengolah dan memecah makanan yang disuapkan oleh ibunya. Karena dipaksa bekerja keras, makanan pun tak dapat dicerna dengan baik. Ujung-ujungnya menimbulkan reaksi/gangguan pencernaan seperti konstipasi atau timbulkan gas.
Bila terlambat
Sama halnya dengan terlalu dini memberikan MPASI, terlambat memberikan MPASI juga dapat menimbulkan serangkaian dampak negatif pada kesehatan. Berikut di antaranya:
* Kekurangan nutrisi.
Di usia enam bulan ke atas, ASI sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan bayi, sehingga harus ditunjang dengan MPASI. Bila pemberiannya terlambat, dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang. Salah satunya gagal tumbuh yang berisiko menyebabkan stunting atau anak pendek. Selain itu dikhawatirkan pula terjadi kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia yang berdampak pada kemampuan konsentrasi atau kemampuan belajarnya.
* Kemampuan oromotor kurang terstimulasi.
Oromotor dapat distimulasi dengan mengenalkan MPASI dengan berbagai tekstur atau konsistensi, rasa, dan suhu.
Celakanya, bila oromotor tidak terstimulasi dampaknya bisa menyebabkan berbagai kondisi, berikut di antaranya:
- Anak terlalu banyak mengeces/drolling.
- Anak mengalami kesukaran mengunyah dan menelan.
- Pada sebagian kasus, anak menjadi mengemut makanan dalam waktu lama, sehingga kesehatan mulut mengalami gangguan. Dampak lebih lanjut, gigi anak terancam rusak, pertumbuhan rahang terganggu seperti maloklusi.
(Tabloid Nakita/Uut)
Editor :
wawa