KOMPAS.com — Junk food, dijuluki demikian karena makanan ini tidak mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh. Dalam sebuah penelitian terhadap mencit diketahui bahwa mengonsumsi junk food bisa menyebabkan perubahan di otak sehingga memicu rasa cemas dan depresi jika kita berhenti mengonsumsinya.
Para peneliti dari Universitas Montreal menemukan, mencit yang diberi makanan tinggi gula dan lemak seperti junk food memiliki aktivitas kimia berbeda di otak. Bahkan, mereka menunjukkan gejala ketagihan ketika makanan tersebut dihentikan.
"Perubahan kimia di otak itu dikaitkan dengan depresi. Perubahan pola makan bisa menyebabkan gejala ketagihan dan sensitivitas yang tinggi pada situasi yang menimbulkan stres sehingga menyebabkan lingkaran setan pola makan yang buruk," kata Dr Stephanie Fulton, ketua peneliti.
Penelitian yang dimuat dalam The International Journal of Obesity itu dilakukan selama enam minggu dengan memberikan makanan rendah lemak pada mencit dan enam minggu kemudian diberi makanan tinggi lemak.
Di akhir penelitian, sebanyak 11 persen mencit yang diberi makanan tinggi lemak mengalami peningkatan lingkar pinggang. Para peneliti juga menganalisis perubahan kimia di otak mencit untuk mengetahui emosi dan perilaku mereka.
Penelitian itu bukan yang pertama mengungkap efek negatif junk food bagi otak. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal A Neurology juga menunjukkan tingginya konsumsi makanan mengandung lemak trans dengan penurunan fungsi otak dan volume otak.
"Sudah jelas bahwa trans fat bukan hanya buruk bagi jantung, melainkan juga bagi otak. Sebaiknya hindari makanan ini," kata Dr Gene Bowman dari Oregon Health and Science University.