KOMPAS.com - Banyak orang berpendapat bahwa remaja jaman sekarang adalah remaja yang sangat konsumtif. Remaja ini yang disebut sebagai generasi Y atau generasi millenial ini ternyata tidak sepenuhnya boros dan tidak bisa mengelola keuangan mereka sendiri. Akan tetapi, anggapan ini ternyata berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Visa "Connecting With the Millenials". Penelitian ini mengungkapkan bahwa remaja masa kini sangat gemar menabung.
"Sangat banyak orang yang menganggap bahwa kaum muda itu tidak bisa mengatur keuangan mereka, boros dan konsumtif. Tapi bertambahnya pengetahuan dan kesadaran mereka tentang pentingnya tabungan masa depan membuat mereka mulai merubah gaya hidup," ungkap Ellyana Fuad, Presiden Direktur Pt Visa Worldwide Indonesia saat media gathering "Connecting With The Millenials" di Ocha and Bella Restaurant, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2012) lalu.
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap 5000 remaja gen Y yang berusia 18-28 tahun di 11 negara Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika dan Indonesia. Penelitian ini mengungkapkan hasil yang cukup mengejutkan karena ternyata generasi milenial ini tahu cara mengatur keuangan yang mereka miliki. Sekitar 73 persen generasi melihat uang sebagai tiket untuk menikmati hidup, namun 83 persennya tetap menabung setiap bulannya. 96 persen generasi Y ini menabung sepertiga dari uang mereka.
Meski 83 persen mereka suka menabung, bukan berarti mereka tidak bisa menikmati hidup dan berbelanja. Menurut survei ini, generasi Y sekarang ini tergolong generasi yang hemat dan bijaksana dalam pengeluaran. Sebagian besar mereka mengatur keuangannya dengan membagi 54 persen dari pendapatannya untuk dibelanjakan, dan 32 persennya ditabung.
Perilaku ini juga membuat mereka mampu meminimalisir utang. Dan sekitar 6 dari 10 orang millenial ini tidak memiliki utang sama sekali. Dan yang lebih mengejutkan lagi, mereka termasuk generasi yang bertanggung jawab, karena 74 persen millenial berkontribusi secara finansial kepada orang tua sebesar 14 persen dari pendapatan mereka.
Editor :
Hesti Pratiwi